Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Silaturahmi Elite Politik jaga Stabilitas Bangsa

Mediaindonesia
09/5/2022 17:36
Silaturahmi Elite Politik jaga Stabilitas Bangsa
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

PENGAMAT politik dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Danis TS Wahidin mengatakan bahwa para elite politik yang memanfaatkan momen Lebaran untuk bersilaturahmi penting guna menjaga stabilitas bangsa.

"Para elite ini harus selalu bertemu, baik Pak Jokowi, Ibu Megawati, Pak Prabowo, bertemu untuk untuk kemudian membicarakan persoalan-persoalan kebangsaan. Silaturahmi ini menjadi penting untuk menjaga stabilitas bangsa," kata Danis TS Wahidin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, hari ini.

Ia menangkap bahwa momen Lebaran dimanfaatkan oleh sejumlah elite politik untuk saling berkunjung, bersilaturahmi.

Bukan cuma 'tiga serangkai' tersebut, tutur ia melanjutkan, melainkan termasuk elite politik lain dari partai politik yang berbeda, namun merupakan mitra strategis pemerintah juga penting untuk melakukan silaturahmi.

Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, seperti yang disebutkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dalam unggahan instagram-nya, membahas hal-hal yang strategis.

Baca juga: Kemenangan Prabowo-Puan di Pilpres 2024 Bergantung Lawannya

Harapannya, pembahasan tersebut bukan sekadar basa-basi politik. Pertemuan ini diharapkan bisa membawa kebaikan dalam berbangsa dan bernegara.

"Pak Jokowi lebih memunculkan diri sebagai seorang presiden yang akomodatif dan menyelesaikan permasalahan kebangsaan, ekonomi, misalnya, minyak, dan permasalahan yang lainnya, ucap Danis yang juga merupakan Direktur Lembaga Survei Indodata ini.

Ia menegaskan, jika pemerintah kompak dengan elite politik, ke depan pemerintah perlu lebih lagi mendengar suara rakyat.

"Memang harus mendengar aspirasi masyarakat, permasalahan yang ada dan menciptakan kebijakan yang akomodatif tidak diskriminatif, lalu fokus pada masalah kita, yaitu, masalah ekonomi, pendidikan, stabilitas, keamanan, dan lain sebagainya," ujar Danis. (Ant/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya