Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

TNI-AL Gagalkan Ekspor Ilegal Puluhan Juta MT Minyak Sawit Mentah

Rizki Nur Mohamad (MGN), Narendra Wisnu Karisma (SB)
28/4/2022 16:06

KRI Beladau 634 dan KRI Siribua 859 TNI Angkatan Laut menangkap empat kapal tanker pengangkut crude palm oil (CPO) di dua lokasi berbeda, yakni Selat Malaka dan perairan barat Kalimantan. Puluhan juta metric ton (MT) CPO atau minyak sawit mentah berhasil diamankan.

Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah, dalam rilisnya Kamis (28/4/2022), merinci kapal-kapal yang berhasil ditangkap.  

Baca juga: Ribuan Kendaraan Roda Dua Mulai Padati Jalur Arteri Karawang

"Pertama, Motor Tanker Annabelle membawa muatan 13.057.426 MT CPO. Kedua, Motor Tanker World Progress membawa 34.800 MT CPO. Ketiga, Motor Tanker Bilson dari Singapura tertangkap membawa 8.000 MT CPO, dan terakhir satu kapal Indonesia yang membawa 13 juta MT CPO," tutur Arsyad.

Penangkapan Motor Tanker World Progress diawali oleh patroli rutin KRI Beladau 643 di kawasan perairan Selat Malaka. Kapal tersebut berbendera Liberia dan membawa 22 ABK berkebangsaan Rusia, Ukraina, dan India.

Petugas kemudian mengecek surat kelengkapan hingga dokumen muatan. Setelah dilakukan penggeledahan ternyata kapal ini berisi muatan CPO.

Di lokasi berbeda, KRI Siribua 859 juga berhasil mengamankan kapal tanker Annabele di perairan barat Kalimantan yang juga kedapatan mengangkut muatan CPO. Sementara dua kapal lainnya juga ditangkap di lokasi yang hampir sama.

Jenderal bintang dua itu mengatakan, kapal-kapal tersebut ditangkap sesuai Instruksi pemerintah yang melarang ekspor CPO. TNI AL pun merespons dengan meningkatkan pengawasan dan pengamanan secara ketat kegiatan ekspor di perairan laut Indonesia.

“Penangkapan ini merupakan salah satu wujud nyata yang dikerjakan jajaran Koarmada I dalam melaksanakan perintah dan komitmen dari pimpinan TNI AL,” kata Arsyad.

Saat ini, tim patroli dari Koarmada I difokuskan berjaga di sejumlah titik rawan perjalanan ekspor kapal laut. Wilayah tersebut adalah Selat Malaka dan perairan Pontianak.

"Kita fokus di daerah-daerah rawan di Selat Malaka. Sebab di Dumai dan Belawan terdapat sumber-sumber CPO dan kawasan Industri sehingga memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi di wilayah ini," tegas Arsyad.

Baca juga: Murah Banget, Kapal Sampit-Surabaya Bertarif Rp40 Ribu Diburu Penumpang

Dugaan kuat, adanya penyelundupan minyak maupun bahan baku minyak ke luar negeri menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng dan tingginya harga bahan pokok di Tanah Air beberapa waktu belakangan ini. 

Permasalahan ini menjadi perhatian serius pemerintah termasuk TNI AL. Presiden Joko Widodo pun secara resmi melarang ekspor minyak sawit mentah dan produk turunannya mulai hari ini, Kamis 28 April 2022, untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di pasar domestik. (Ren/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya