Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ISU perubahan iklim menjadi tema utama dalam sidang Interparliamentary Union (IPU) ke-144. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani pertama kalinya memimpin sidang Majelis IPU.
Pada sidang itu, Puan meminta forum parlemen memobilisasi aksi untuk memitigasi dan mencegah dampak perubahan iklim antara lain melalui pendanaan.
"Dana iklim diperlukan membiayai program dan kebijakan mengatasi dampak perubahan iklim," ujar Puan dalam sidang Majelis IPU hari pertama, Senin (21/3). IPU digelar di Bali International Convention Center, di Nusa Dua, Bali pada 20 - 24 Maret 2022.
Puan menyebut saat ini pemanasan global terjadi lebih cepat dari sebelumnya. Suhu bumi, imbuhnya, meningkat 1,1% jika dibandingkan seabad lalu. Jika tidak dicegah melalui pengurangan emisi, Puan mengingatkan negara-negara tidak dapat mencapai target yang telah disepakai untuk menahan laju kenaikan suhu 1,5 hingga 2 derajat celcius hingga 2030.
Indonesia yang menjadi tuan rumah dalam Sidang IPU ke-144 mengusulkan kepada para anggota untuk bersama-sama menguatkan kemitraan global dan kerja sama multilateral, dan berkomitmen pada kesepakatan internasional yang telah dibuat. Mengubahnya menjadi aksi nyata.
Baca juga: Ketua DPR RI Ajak IPU Realisasi Dana Iklim Rp1.434 Triliun per Tahun
Wakil Presiden Biro Parlemen Perempuan IPU Ramzy Fayez mengatakan dampak dari perubahan iklim lebih besar dirasakan oleh kaum marginal dan kelompok rentan diantaranya perempuan dan anak-anak. Karena itu, IPU menurutnya perlu mencari solusi konkrit. Adapun kebijakan yang didorong baik secara global maupun secara nasional, meningkatkan partisipasi aktif perempuan di parlemen. Menurutnya ada keterkaitan kuat antara calon anggota perempuan di parlemen dengan presentase kebijakan nasional dalam perubahan iklim khususnya upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
" Kebijakan iklim, dan sosial serta kesetaraan gender melengkapi satu sama lain. Agenda iklim tidak akan sukses tanpa agenda kesetaraan gender," tuturnya.
Ia menilai ada ketimpangan perwakilan perempuan dan laki-laki dalam kebijakan nasional dan global. IPU mencatat, data per Januari 2021 hanya 26,1% anggota parlemen perempuan, sehingga masih butuh 40 tahun untuk bisa seimbang dengan pria. (OL-4)
KETUA DPR RI Puan Maharani menyikapi serius lonjakan kasus covid-19 di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.
KETUA DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa DPR melalui Komisi VIII akan mengawal penyelesaian persoalan ribuan calon jemaah haji furoda yang gagal berangkat ke Tanah Suci
KETUA DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah agar mengambil langkah terukur dalam menyikapi tren peningkatan kasus Covid-19 di kawasan Asia, termasuk di Indonesia.
Cucu Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Soekarno itu menegaskan sebaiknya seluruh pihak menyerahkan proses penilaian kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Puan Maharani merespons rencana pemerintah untuk menulis ulang sejarah nasional, termasuk menghapus istilah "Orde Lama".
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Salah satu penyebab utama banjir rob adalah kondisi geologi tanah di wilayah tersebut yang masih berupa aluvial muda dan dominan lempung, sehingga air pasang sulit meresap ke dalam tanah.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved