Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PROFESI dan Pengamanan (Propam) Polri bakal dikerahkan ke Polres Cirebon untuk mengusut penetapan Nurhayati, pelapor kasus dugaan korupsi di Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Cirebon, Jawa Barat sebagai tersangka. Propam siap turun tangan apabila ada unsur kesengajaan dalam proses penetapan tersangka tersebut.
"Kalau ada unsur kesengajaan pasti kita rekomendasikan untuk pemeriksaan Propam," kata Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto saat dikonfirmasi, Senin (28/2).
Agus mengatakan pihaknya harus melihat proses penetapan tersangka itu secara utuh. Guna memastikan ada atau tidak kesengajaan dalam penetapan tersangka tersebut.
"(Karena) enggak baik juga sedikit-sedikit menghukum anggota," ujar jenderal bintang tiga itu.
Baca juga: Kepsek di Depok Tersangka Korupsi Rp1,5 M Meninggal
Menurut dia, bisa saja saat proses penyidikan kepala desa ada dugaan perbuatan melawan hukum yang dilakukan Nurhayati. Sehingga, mendapat petunjuk dari jaksa peneliti untuk mendalami peran Nurhayati.
Agus mengatakan petunjuk itu disampaikan jaksa peneliti Kejaksaan Negeri (Kejari) Cirebon saat mengembalikan berkas P-19 S, Kepala Desa Citemu ke Polres Cirebon. Polres Cirebon menetapkan Nurhayati sebagai tersangka berdasarkan petunjuk tersebut.
"Atas diskusi dengan Karowassidik, dan Dirtipidkor belum terlihat unsur sengaja mentersangkakan Nurhayati dalam kasus tersebut," ungkap Agus.
Dia mengakui sempat ada wacana pemeriksaan penyidik Polres Cirebon oleh Propam Polri. Namun, rencana urung dilakukan karena tidak ada unsur kesengajaan.
"Kan kasihan kalau memang tidak ada unsur kesengajaan dan dikerjakan atas koordinasi atau petunjuk pada penanganan berkas Kepala Desa," ucap mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri itu.
Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipikor) Bareskrim Polri dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polres Cirebon menggelar perkara beberapa waktu lalu. Hasil ekspose, dinyatakan Nurhayati tidak cukup bukti ikut melakukan tindak pidana korupsi.
Sehingga, berkas tahap II atau penyerahan Nurhayati dan barang bukti ke Kejari Cirebon tidak dilakukan. Kapolres Cirebon AKBP M Fahri Siregar beserta Dirreskrimsus tengah berkoordinasi dengan Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejari Cirebon.
Harapannya, Kejari bisa mengembalikan berkas P-21. Sehingga, segera menerbitkan surat penetapan penghentian penyidikan (SP3) terhadap Nurhayati.
Kasus bermula saat Nurhayati melaporkan dugaan korupsi dana desa sebesar Rp800 juta yang dilakukan S, Kepala Desa Citemu ke Polres Cirebon. Diketahui, Nurhayati berprofesi sebagai Kepala Urusan Keuangan Desa Citemu.
Dia yang awalnya pelapor malah berbalik jadi tersangka. Begitu pula S, juga menyandang status tersangka. Namun, status tersangka Nurhayati bakal dicabut. Sementara itu, S dipastikan tetap menjadi tersangka korupsi. (OL-1)
Masih ada sejumlah tantangan dalam menjalankan Koperasi Merah Putih.
WAKIL Menteri Hukum Edward Omar Sharif Hiariej buka suara soal kritikan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang disebut melemahkan KPK
Penelusuran tersebut dilakukan dengan menggali informasi melalui keluarga Topan Obaja Putra Ginting.
Kejagung resmi menyelidiki dugaan pengoplosan dan penyimpangan harga jual beras yang dinilai mengarah pada tindak pidana korupsi
Akibat perbuatan DG terdapat potensi kerugian negara mencapai Rp8,4 miliar.
Dana pencairan kredit untuk Sritex, yang seharusnya digunakan untuk modal kerja justru dipakai untuk membayar utang perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved