Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj memuji Presiden Joko Widodo yang dinilai sukses menangani pandemi covid-19. Hal itu disinggungnya setelah resmi menyatakan kesediaan akan maju kembali merebut kursi Ketum PBNU untuk periode ketiganya.
"Kita (Indonesia) urutan kelima negara yang paling sukses menangani covid-19 itu berkat kegigihan Pak Presiden kita," kata Said Aqil dalam konferensi pers di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/12).
Said Aqil menyatakan sangat mengormati Presiden Jokowi yang disebutnya sebagai Bapak Infrastruktur. Menurutnya, di kepemimpinan Jokowi pembangunan infrastruktur yang masif dirasakan masyarakat.
"Kami pun sangat hormat, sangat respek kepada Bapak Jokowi sebagai Bapak infrastruktur. Kepada Bapak Jokowi itu saya punya ide memberi gelar Bapak infrastruktur," ujarnya.
Baca juga: Muktamar Nahdlatul Ulama Telah Ditetapkan Bahas Tiga Isu
Dalam urusan pengentasan kemiskinan, Said Aqil juga memuji Jokowi yang dinilainya sukses dengan berbagai kebijakan. Khususnya kebijakan bagi usaha kecil masyarakat atau UMKM.
"Kita rasakan betul keberhasilan pemerintahan sekarang dalam hal ini banyak sekali perubahan, berdirinya umkm di mana mana itu merupakan kebijakan pemerintahan Jokowi dalam rangka mengentaskan atau minimal mengurangi kemiskinan," ujarnya.
Sebelumnya Said Aqil Siradj sempat menyatakan dirinya tidak akan mencalonkan diri kembali menjadi Ketum PBNU untuk periode selanjutnya. "Siapkan calon yang lain untuk mencalonkan ketua umum, monggo di 2020, tapi saya tetap aktif di NU, jangan khawatir," katanya.
Hal itu disampaikan Said Aqil di dalam acara Harlah Muslimat NU ke-73 yang juga dihadiri presiden Joko Widodo di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (27/1/2019).
Saat itu, Said Aqil mempersilakan kader NU lainnya untuk maju pada pemilihan Ketum PBNU yang akan digelar pada 2020 nanti. Dia yakin banyak kader NU yang bekualitas dan berkompeten untuk memimpin ormas Islam terbesar di Indonesia itu.(OL-4)
PKB undang tokoh kultural NU di Muktamar-6
PBNU berpandangan tanah yang telah dikelola oleh warga Pulau Rempang, Batam, selama bertahun-tahun, maka hukum pengambilalihan tanah itu oleh pemerintah adalah haram.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu datang menemui Presiden Joko Widodo untuk melaporkan hasil Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Lampung pada 22-24 Desember lalu.
"Gus Yahya adalah simbol kekuatan kader muda NU. Ini menjadi bukti bahwa regenerasi berjalan dengan baik," kata Rumadi.
“Hasil ini bagi pemerintah sangat menggembirakan, sangat menyenangkan karena bagi pemerintah NU selama ini dianggap dan dinyatakan sebagai mitra pemerintah yang paling setia."
TERPILIHNYA Gus Yahya menjadi Ketum PBNU, mengingatkan Gubernur Ganjar pada sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Said Aqil mengingatkan pentingnya membangun koneksi ruhani yang mendalam dengan Allah di tengah dunia yang semakin sekuler.
Said mengatakan, pengurangan timbangan merupakan tindakan tercela dalam agama. Begitu juga dengan pengoplosan BBM karena tidak menjual barang dengan jujur.
MANTAN Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Sirodj menyoroti kebobolannya Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj meminta kepada masyarakat untuk tidak menganggap bahwa semua pondok pesantren (ponpes) di Indonesia mengajarkan hal buruk.
Salah satu keindahan Indonesia karena adanya kebhinekaan yang harus terus dipertahankan. Tidak boleh ada satu golongan yang merasa lebih superior dan unggul dari golongan lain
KH Said Aqil Siradj mengajak masyarakat Indonesia untuk menguatkan sistem ketahanan pangan nasional yang kini mulai terdampak akibat krisis global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved