Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Umum PBNU periode 2010-2021 Said Aqil Sirajdj menekankan pentingnya menjaga kebhinekaan dalam kehidupan. Hal tersebut ia ungkapkan saat menjadi narasumber dalam acara Talk Show bertajuk : Semangat Pluralisme Untuk Merawat Bhineka Tunggal Ika yang digelar oleh Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda di Clubhouse Jakarta Garden City (JGC) Ballroom, Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Aqil menegaskan bahwa salah satu keindahan Indonesia karena adanya kebhinekaan yang harus terus dipertahankan. Tidak boleh ada satu golongan yang merasa lebih superior dan unggul dari golongan lain.
"Kita tunjukkan bahwa kita kebhinekaan. Tidak mungkin kita menang sendiri, paling berhak sendiri (maka kita) pertahankan kebhinekaan (karena) indahnya Indonesia ada kebhinekaan," kata Aqil, Sabtu (16/3).
Baca juga : Dukung Penguatan Moderasi Beragama, Menag : Keragaman Merupakan Takdir Tuhan yang Harus Diterima
Aqil menjelaskan, dalam Islam, manusia diciptakan untuk membawa amanah yang mulia untuk menegakkan kemanusiaan. Hal itu merupakan amanah yang utama sebelum amanah agama, ilmu pengetahuan dan keluarga.
Apalagi, lanjutnya, Islam memiliki arti damai dan menyelamatkan sehingga, umat Islam akan membuat lingkungan sekitarnya merasa aman. Juga tidak mengenal istilah radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. Lebih lanjut, dirinya menyampaikan, Nabi Muhammad SAW ketika hijrah dari Mekkah ke Madinah menjumpai masyarakat yang sangat plural.
Di Madinah, jelasnya, terdapat kelompok Islam pendatang (muhajirin), Islam pribumi (anshor), dan non Islam yakni Yahudi. Di sana Nabi Muhammad kemudian berhasil menyatukan masyarakat yang plural tersebut dengan ikatan visi misi, bukan dengan konstitusi agama.
Baca juga : Supriyadi Tegaskan Pentingnya Komitmen Menjalankan Amanah
“Nabi Muhammad sangat melarang umatnya untuk membunuh non Muslim dengan mengatakan, barang siapa yang membunuh non Muslim akan berhadapan dengannya. Barangsiapa yang berhadapan dengannya, tidak akan masuk surga,” tuturnya.
Lebih lanjut, Said menyampaikan bahwa dirinya tidak sepakat bila agama dijadikan sebagai alat politik. Ia menjelaskan, agama bukan hanya membawa teologi tetapi membawa budaya. Ia menyebut bahwa percuma beragama tetapi hatinya dan perilakunya buruk.
"Agama membangun spiritual. Membuka mata batin untuk membedakan mana yang baik mana yang buruk. Kalau sudah bisa akan estafet yang namanya moral untuk mendorong berbuat baik. Terakhir akan ada nurani yang memutuskan baik atau buruk," terangnya.
Baca juga : Imlek 2024, Puan Ajak Masyarakat Jaga Kebersamaan dalam Perbedaan
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa agama tidak boleh dijadikan politik, tetapi agama harus mengarahkan agar berpolitik berjalan dengan baik. Aqil menekankan, agama juga tidak boleh dijadikan untuk kepentingan ekonomi dan bisnis, tetapi agama dijadikan untuk mengarahkan agar berjalannya bisnis dengan baik.
"Percuma beragama kalau tidak untuk kemanusiaan. Percuma masjid mewah besar kalau kanan kirinya orang miskin. Percuma gereja bersalib emas kalau anak-anak kanan kirinya kurus kering kurang makan. Percuma vihara besar dan mewah kalau membiarkan orang disekitarnya hidup dengan sengsara," pungkasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Tokoh Agama Budha Ponijan Liaw menyampaikan apresiasinya atas kehadiran kiai Said Aqil Siroj yang hadir dalam acara ini. Ia menyampaikan, untuk menjaga pluralisme atau semangat atas keberagaman khususnya di Indonesia dengan mendalami ajaran agamanya.
Baca juga : Bersama Sambut Imlek dengan Keberagaman
Hal ini, kata dia, sesuai yang dikatakan oleh Romo Muji Sutisno. Ia menambahkan, apabila sesorang telah mendalami ajaran agamanya, maka pasti tidak akan menjadi orang yang rasis.
"Karena agama tidak ada yang mengajarkan rasis. Karena saya 9 tahun belajar Islam gak pernah itu belajar itu (rasis)," ungkapnya.
Menurutnya, apabila terjadi perbedaan, hal itu diakibatkan oleh penafsiran yang tidak sampai. Sebab, bila seseorang tidak sampai, maka kemungkinan akan mengada-ngada.
Baca juga : Pupuk Persatuan dalam Kemajemukan dan Sikap Moderat dalam Beragama
Ia mengapresiasi dari setiap pandangan dari kiai Said Aqil Siroj. Menurutnya, pandangan yang disampaikan oleh Kiai Said selalu dilatar belakangi oleh pandangan yang disertai dengan nurani.
"Kenapa bisa begitu? Karena agamanya sudah sangat dalam. Orang yang agamanya dangkal maka bicaranya dipermukaan, kalau sudah dalam bicaranya dari dalam," tegasnya.
Hadir dalam kegiatan ini di antaranya Ketua Yayasan Nalanda Tanju Liang, Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda Sutrisno, dan Anggota DPR RI Andi Najmi.(Z-8)
Detik-detik Waisak ditandai dengan pemukulan gong tepat pukul 23.55.29 WIB. Detik-detik Waisak digelar di altar pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang.
PRESIDEN RI Prabowo Subianto menyampaikan harapan dan pesannya pada perayaan Hari Raya Waisak 2569 BE, Senin (12/5). Ia mengucapkan selamat Hari Raya Waisak pada seluruh umat Buddha
Peringatan Hari Raya Waisak di Beijing mengambil tema "Mengelola emosi melalui jalan Dhamma".
API Dharma Waisak 2569 B.E Tahun 2025 telah disemayamkan di Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, (10/5). Api abadi yang melambangkan kesucian dan semangat Waisak
Api dari Mrapen bukan sekadar elemen fisik, tetapi simbol mendalam tentang kebangkitan jiwa manusia dalam perayaan Waisak.
Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama (Kemenag) Supriyadi mengajak Umat Buddha dalam Perayaan Waisak 2569 Budhist Era (BE)/2025 untuk lebih menyatu dengan alam
WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa. Hal itu disampaikan dalam Acara Tawur Agung Kesanga, Perayaan Hari Suci Nyepi
Kementerian Agama sedang menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Hal ini menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang mendorong agama menjadi elemen membangun kedamaian
Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November mengingatkan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam.
Toleransi adalah sikap menghargai dan menerima perbedaan dalam agama, budaya, dan ras untuk menciptakan kehidupan yang damai. Berikut contoh sikap toleransi.
Daerah-daerah ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berbeda keyakinan bisa hidup berdampingan secara damai.
SETIAP 3 November, Indonesia merayakan Hari Kerohanian Nasional. Momen ini menjadi pernyataan komitmen menghargai keberagaman agama yang ada di tanah air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved