Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Waspada, Begini Modus Mafia Tanah Menurut Kepala BPN 

Insi Nantika Jelita
18/10/2021 22:08
Waspada, Begini Modus Mafia Tanah Menurut Kepala BPN 
Ilustrasi mafia tanah(Ilustrasi)

BERBAGAI modus dilancarkan oknum mafia tanah dalam memuluskan aksinya. Salah satunya berpura-pura membeli rumah kepada korban yang sudah diincar. 

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Negara (BPN) Sofyan Djalil mencontohkan, kasus itu seperti yang dialami oleh Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal yang kena tipu dalam kasus sertifikat tanah rumah milik ibunya. 

"Yang banyak korban ini adalah penipuan dengan meminjam atau pura-pura beli rumah. Mafia tanah datang, pura-pura ingin membeli rumah, kemudian dia minta sertifikat. Sertifikat ini lalu dipalsukan," terang Sofyan dalam konferensi pers virtual, Senin (18/10). 

Setelah mendapatkan sertifikat itu, mafia tanah biasanya akan memberikan uang muka soal pembelian rumah itu. 

Baca juga : Pemerintah Tegaskan Keseriusan Berantas Mafia Tanah

Menteri ATR/BPN menyebut, misalnya harga satu rumah yang akan dijual adalah Rp20 miliar, oknum tersebut akan membayar uang muka senilai Rp1 miliar, agar terlihat sebagai pembeli yang asli. 

"Oleh sebab itu tips kepada masyarakat, kalau mau menjual rumah, kalau tidak punya pengalaman sebaiknya jangan lakukan sendiri, kecuali pembelinya dikenal. Jangan Nanti tiba-tiba yang datang itu bagian dari mafia tanah. Hati-hati," pesannya. 

Kemudian, modus operandi lainnya adalah keterlibatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di bidang layanan pertanahan. Sofyan membeberkan, tidak sedikit pejabat publik itu terlibat dalam mafia tanah. 

"PPAT juga banyak dari bagian mafia tanah. Kita ambil tindakan keras, pecat juga kalau ketahuan. Sudah ada yang kita pecat PPAT . Hati-hati masyarakat, misalnya kalau megecek tanah atau sertifikat itu jangan dilepas ke pihak ketiga untuk mengecek, Karena bisa dipalsukan," tutupnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya