Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

DPR RI Apresiasi Evakuasi WNI dari Afghanistan

Cahya Mulyana
21/8/2021 12:55
DPR RI Apresiasi Evakuasi WNI dari Afghanistan
Sejumlah warga negara indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Afghanistan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021) dini(ANT/Galih Pradipta)

Evakuasi 26 WNI dari Kabul, Afghanistan, telah berjalan aman dan lancar sampai dengan ketibaan di tanah air melalui Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta pada pukul 03.05 WIB, Sabtu (21/8). DPR pun mengapresiasi seluruh instansi yang terlibat dari misi kemanusiaan ini.

"Untuk ini kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah, khususnya Kementerian Luar Negeri, Panglima TNI, terkhusus TNI AU, KBRI Kabul serta kantor perwakilan lain dan juga seluruh pihak yang terlibat dalam misi evakuasi ini. Keberhasilan misi evakuasi dapat terlaksana atas kerja keras, kerja sama serta respon cepat dari kementerian dan lembaga serta berbagai perwakilan pemerintah di luar negeri," ujar Anggota Komisi I DPR Christina Aryani, Sabtu (21/8).

Ia mengetahui pelaksanaan evakuasi sangat sulit namun berkat kerja sama semua anak bangsa, tugas ini dapat dijalankan dengan baik. Sementara itu ia juga mendukung political presence atau misi diplomatik melalui KBRI Kabul yang dilakukan dari Islamabad, Pakistan, dengan alasan perkembangan situasi di Afganistan.

"Kami berpendapat Indonesia perlu untuk memantau dan menunggu perkembangan lebih lanjut terkait dengan proses peralihan kepemimpinan yang terjadi di Afghanistan sebelum dapat menentukan sikap lebih lanjut," pungkasnya.

Sementara itu seluruh personel Skadron Udara 17 TNI AU mengaku bangga setelah berhasil mengevakuasi 26 WNI dan 7 WNA dari Afganistan. Tugas ini tidak mudah karena harus melewati situasi darurat keamanan di Afghanistan namun berhasil dilaksanakan sesuai rencana.

Demikian disampaikan Mayor Pnb Mulyo Hadi, salah seorang penerbang Skadron Udara 17 yang mengawaki pesawat TNI AU jenis Boeing 737-400. Ia mengaku lega setelah mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, usai menunaikan tugasnya menyelamatkan seluruh WNI dari Kabul, Afganistan.

Ia beserta 10 awak pesawat lainnya, tuntas menunaikan tugas negara mengevakuasi WNI yang berada di Afganistan. Ia mendapatkan perintah pada tanggal 16 Agustus 2021 malam, untuk menyiapkan rencana pergerakan pesawat Boeing 737-400 Skadron Udara 17 yang akan diberangkatkan ke Afganistan.

"Kami menerima perintah tersebut pada hari Senin, 16 Agustus 2021 malam pukul 21.00 WIB, dan Rengerak (Rencana Pergerakan) diselesaikan malam itu juga sekira pukul 02.00 WIB. Hari berikutnya, Selasa, 17 Agustus 2021, personel yang telah ditunjuk melaksanakan rapat bersama dengan Satgas dan Tim Evakuasi lainnya di Hotel Westin," ujarnya.

Mulyo menjelaskan pesawat yang akan melaksanakan evakuasi berangkat ke Islamabad, Pakistan hari Rabu, 18 Agustus 2021 pada pukul 06.00 WIB. Islamabad menjadi posko aju proses evakuasi berdasarkan berbagai pertimbangan, khususnya faktor keamanan.

Sehingga pesawat Boeing 737-400 diberangkatkan ke Islamabad sebelum melaksanakan evakuasi ke Bandara Karzai International, Kabul, Afganistan. Dalam waktu yang relatif singkat, para awak pesawat menyiapkan kelengkapan pesawat dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, terutama dengan Kementerian Luar Negeri, termasuk mengajukan flight clearance sesuai dengan rute penerbangan, serta berkoordinasi dengan Atase Pertahanan RI yang berada di tiap-tiap negara yang akan dilalui, selama penerbangan menuju Islamabad, Pakistan.

"Dengan waktu yg sangat terbatas, penyiapan tersebut dilaksanakan kurang dari 1 malam, sehingga dengan data-data yang ada, kami menyiapkan penerbangan semaksimal mungkin, agar misi terlaksana dengan aman dan selamat" tutur alumni Akademi Angkatan Udara tahun 2008 tersebut.

Sesuai perencanaan yang telah dibuat, tepat pada pukul 06.00 WIB, pesawat TNI AU Boeing 737-400 dengan callsign "Kencana Zero Four" lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dengan membawa Satgas dan Tim Evakuasi.

Perjalanan menuju Islamabad menempuh waktu penerbangan selama 17 Jam, dengan melalui Banda Aceh, Colombo (Srilangka), Karachi (Pakistan) dan mendarat di Islamabad (Pakistan) pada pukul 15.13 UTC atau pukul 20.13 waktu Islamabad.

Setelah mendarat di Islamabad, diputuskan untuk menginap sembari memantau perkembangan situasi di Bandara Hamid Kanzai International, Kabul, Afganistan, sebelum melaksanakan proses evakuasi WNI di sana.

Selama di Islamabad, seluruh awak pesawat terus memonitor perkembangan situasi dan kondisi di sekitar landasan di Bandara Hamid Kanzai International, Kabul, terutama eskalasi kerumunan massa yang dapat mengganggu jalannya pendaratan di sana.

"Hambatan yg dihadapi terutama adalah data-data terkini dari landasan Bandara Hamid Kanzai International, serta kondisi sekitar landasan yang tidak menentu. Eskalasi kerumunan massa terjadi ketika awak pesawat sudah sampai di Islamabad, sehingga keputusan dari pihak Kemenlu menunda penjemputan selama 1-2 hari," ungkap Mayor Mulyo.

Setelah mendapatkan data-data lengkap tentang kondisi Bandara Hamid Kanzai International, Kabul bisa didarati, diputuskan pesawat terbang dari Islamabad pada hari Jumat dini hari (20/8/2021). Keputusan ini diambil, dengan harapan kondisi bandara sepi dan tidak ada eskalasi massa. Pesawat Boeing 737-400 pun lepas landas dari Islamabad pada pukul 04.33 dini hari waktu setempat menuju Bandara Hamid Kanzai International, Kabul Afganistan.

Tantangan lain yang dihadapi para awak pesawat adalah kondisi bandara Bandara Hamid Kanzai International yang dikelilingi pegunungan dan banyaknya fasilitas bandara yang tidak berfungsi secara optimal.

"Saat pelaksanaan evakuasi, medan Afghanistan yang merupakan kota yg dikelilingi pegunungan dengan elevasi runway 5.877 feet di atas permukaan laut, ditambah fasilitas nav aid bandara (ILS, VOR), night facilities dan air traffic service yang tidak berfungsi maksimal, mengakibatkan awak pesawat menghadapi tantangan yang sangat berat saat approach ke Bandara Hamid Kanzai International" urai Mayor Mulyo.

Tantangan lain yang dihadapi para awak pesawat adalah saat mengidentifikasi runway, karena matahari belum terbit dan lampu runway tidak menyala seluruhnya.

"Prosedur approach yang secara visual dan menghindari pegunungan, membuat landing di Kabul menjadi tantangan yang paling utama bagi seluruh awak pesawat A-7305," tambahnya.

Setelah mendarat di Bandara Hamid Kanzai International, Kabul, proses evakuasipun segera dilaksanakan, karena keterbatasan waktu yang diberikan NATO, selaku otoritas di bandara Kabul saat ini.

Sekitar 2 jam, seluruh proses boarding WNI selesai dilaksanakan. Mengingat keterbatasan kapasitas pesawat, tidak semua barang bawaan WNI dapat diangkut ke dalam pesawat.

"Demi keselamatan bersama, kami membatasi barang bawaan hanya hand luggage saja, sehingga kami memohon maaf kepada WNI dan WNA yang kami evakuasi, karena koper-kopernya tidak semuanya bisa dibawa ke dalam pesawat," ujar Mayor Mulyo.

Akhirnya Boeing 737-400 berhasil mengevakuasi 26 WNI dan 7 warga non WNI dari Bandara Hamid Kanzai International, Kabul pada pukul 02.19 UTC menuju Islamabad.

Dari Islamabad, pesawat lepas landas pada pukul 23.33 UTC melanjukan penerbangan menuju tanah air melalui, Karachi, Colombo, Banda Aceh dan pada pukul 03.05 WIB Pesawat Boeing 737--400 mendarat sempurna di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Kedatangan pesawat TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma ini telah ditunggu oleh para pejabat, diantaranya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.Ip, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P. dan sejumlah pejabat TNI dan pejabat Kementerian Luar Negeri RI lainnya

Usai mendarat di Halim, terpancar raut wajah bangga dari seluruh awak pesawat Boeing 737-400 Skadron Udara 17, meskipun mereka telah melaksanakan tugas negara hampir 72 jam dengan berbagai tantangan dan hambatan yang dilalui. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya