Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jadikan Masjid Pusat Keteladan Penanggulangan Covid-19  

Cahya Mulyana
08/8/2021 21:00
Jadikan Masjid Pusat Keteladan Penanggulangan Covid-19  
Spanduk untuk menjaga protokol kesehatan dekat sebuah masjid di Banda Aceh, Aceh(Antara/Amplesa)

TAHUN Baru Islam 1443 H dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 76 merupakan momentum penting bagi umat Islam dan seluruh masyarakat Indonesia. Itu untuk makin menggiatkan dalam dakwah Islam dan ke-Indonesia-an.

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dijadikan Sayidina Umar bin Khattab sebagai momentum kelahiran gerakan dakwah yang diformalisasi sebagai penanggalan tahun baru Islam. Juga, 17 Agustus 1945 merupakan tonggak kemerdekaan Indonesia yang mesti dirayakan secara produktif dalam pembangunan.

"Dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriyah 1443 H yang waktunya bertepatan dengan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76, kami mengajak kepada Pengurus Wilayah dan Cabang Lembaga Tamir Masjid  beserta Pengurus-Pengurus Masjid di seluruh Indonesia untuk mewujud-nyatakan spirit hijrah dan kemerdekaan secara konkret dengan memakmurkan masjid, menjaga kesehatan dan membangun ekonomi jamaah," ujar kata Ketua Lembaga Tamir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) Moh. Mansur Syaerozi dalam keterangannya, Minggu (8/8).

Menurut dia sudah setahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia dan hingga belum ada tanda akan berakhir. Melihat fakta ini, ditambah tingkat kedisiplinan masyarakat yang cenderung menurun, dan kegalauan pemerintah dalam menangani pandemi maka ancaman terjadinya gelombang lanjutan masih tidak mustahil terjadi.

Pandemi mengakibatkan dampak negatif yang begitu luar biasa. Selain menyerang kesehatan fisik, akibat pembatasan aktivitas masyarakat, pandemi kemudian lebih jauh ke ranah mental masyarakat dan juga masalah ekonomi. 

Fatalnya, kebijakan penanggulangan Pandemi Covid-19 telah memandulkan simpul-simpul sosial-budaya yang ada. Penutupan rumah ibadah, dalam hal ini penutupan masjid, adalah salah satu contoh kebijakan yang sangat tidak bijak.

"Itu lebih mengesankan kegalauan pemerintah serta ketidak-mampuannya dalam mengkoordinasikan seluruh elemen masyarakat dalam partisipasi pembangunan dan penyelesaian masalah-masalah nasional.

Baca juga : Presiden: Percepat Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19

Rumah ibadah, dalam hal ini masjid, memiliki peran sentral di tengah-tengah masyarakat, tidak hanya dalam masalah eskatologis dan keakheratan, namun juga masalah-masalah kemanusiaan. 

"Di sini, pemerintah semestinya melakukan upgrading agar simpul-simpul sosial-budaya yang nyata ada di tengah-tengah masyarakat dapat berpartisipasi secara lebih produktif," kata dia. 

Ia pun mengimbau kepada para tamir masjid untuk lebih giat memakmurkan masjid dalam bentuk nyata partisipasi menanggulangi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi jamaah. 

"Tamir masjid dapat memfungsikan Masjid sebagai crisis center menanggulangi pandemi,” ujarnya. 

Langkah itu dapat diwujudkan dengan memberikan keteladanan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas peribadatan dan aktivitas lainnya. Aktif mengampanyekan Protokol Kesehatan kepada segenap jamaah dan lingkungannya secara rutin dan terus-menerus.

"Aktif mengampanyekan vaksinasi kepada segenap jamaah dan lingkungannya. Merumuskan program pemulihan ekonomi bagi jamaahnya," terangnya. 

Ia juga mendesak pemerintah untuk menghidupkan masjid sebagai salah satu simpul penanggulangan pandemi. Mendesak Pemerintah untuk senantiasa melakukan upgrading terhadap para tamir masjid untuk dapat berperan lebih dalam pembangunan dan penyelesaian masalah-masalah nasional," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya