Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
TUNTUTAN pidana 11 tahun penjara yang diajukan jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara dinilai masih jauh dari harapan masyarakat. Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM), Zaenur Rohman, mengatakan tuntutan tersebut menunjukan ketidakseriusan KPK.
Berdasarkan surat tuntutan, Zaenur menilai seharusnya jaksa KPK menuntut terdakwa rasuah pengadaan bantuan sosial sembako covid-19 Jabodetabek itu dengan pidana penjara seumur hidup. Sebab, jaksa KPK memutuskan untuk menggunakan Pasal 12 huruf b jo Pasal 18 UU Pemberantasan Tipikor jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 jo Pasal 64 Ayat (1) KUHP sebagai alas tuntutan.
"Menurut saya yang lebih memenuhi rasa keadilan masyarakat seharusnya Juliari dituntut seumur hidup. Tapi setidak-tidaknya kalau jaksa KPK tidak mau menuntut seumur hidup, ya tuntutlah 20 tahun," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia dari Jakarta, Kamis (29/7).
Menurut Zaenur, derajat kejahatan korupsi yang dilakukan di tengah bencana pandemi covid-19 sangat serius. Perbuatan tersebut, lanjutnya, telah mengakibatkan masyarakat sebagai penerima manfaat mendapatkan paket bantuan sosial (bansos) dengan kualitas yang buruk. Oleh sebab itu, tuntutan jaksa KPK telah mengecewakan dan melukai rasa keadilan masyarakat.
Senada, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana mengatakan tuntutan terhadap Juliari menggambarkan keengganan KPK dalam menindak tegas pelaku korupsi bansos. Menurut Kurnia, pasal yang dijadikan dasar tuntutan juga memungkinkan jaksa KPK menuntut Juliari didenda Rp1 miliar.
Selain pidana penjara 11 tahun, jaksa KPK juga menuntut Juliari pidana denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan, pidana tambahan uang pengganti Rp14,597 miliar subsider penjara 2 tahun, dan pencabutan hak politik selama 4 tahun seusai menjalani pidana pokok. ICW, kata Kurnia, menduga kuat rasuah yang dilakukan Juliari tidak hanya soal suap menyuap.
"Tetapi juga berpotensi merugikan keuangan atau perekonomian negara. Potensi tersebut dapat muncul dari besaran keuntungan yang tidak wajar yang diambil oleh para penyedia," urai Kurnia.
Dalam tuntutan yang dibacakan pada Rabu (28/7) di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, jaksa KPK menyebut Juliari menerima suap dengan total Rp32,482 miliar. Angka itu diperoleh dari kutipan ke 109 vendor penyedia bansos melalui dua anak buahnya yang juga diseret ke meja hijau.
ICW meminta agar majelis hakim yang diketuai Muhammad Damis untuk mengambil langkah progresif dengan menjatuhkan hukuman maksimal, yaitu pidana penjara seumur hidup. "Ke depannya, vonis maksimal tersebut diharapkan berdaya cegah terhadap potensi terjadinya kasus serupa, terutama di tengah kondisi pandemi," tandasnya.
Dalam perkara yang membelitnya, Juliari yang ditangkap KPK pada Desember 2020, disebut jaksa KPK melibatkan kuasa pengguna anggaran (KPA) pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) dan pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek tersebut, Adi Wahyono, serta Matheus Joko Santoso yang ditunjuk sebagai PPK lainnya.
Keduanya atas perintah Juliari meminta fee kepada para vendor penyedia bantuan sosial sembako terkait bencana covid-19 yang dilaksanakan di Jabodetabek. Seperti halnya Juliari, Adi dan Matheus juga turut menjadi terdakwa.
Namun, sepanjang penyidikan dan persidangan, Juliari menyangkal telah menginstruksikan pemungutan fee. Dalam satu kesempatan persidangan, Juliari mengaku tidak mengerti tata kelola keuangan yang ideal dan hanya melakukan pengawasan bansos dengan meminta laporan rutin penyerapan anggaran dan distribusinya. (P-2)
(P-2)
Keterangan yang bersangkutan sangat penting karena pengadaan PJU tersebut terjadi di masa Dadan Ginanjar masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan.
KEJAKSAAN Negeri (Kejari) Natuna menetapkan dan menahan dua orang tersangka berinisial ER dan ES dalam kasus dugaan korupsi program rehabilitasi mangrove di Desa Pengadah, Kabupaten Natuna.
Roman Starovoit, mantan Menteri Transportasi Rusia, ditemukan tewas setelah dipecat Presiden Putin.
PAKAR hukum pidana Universitas Trisaksi Abdul Fickar Hadjar menyoroti diskon hukuman terhadap Setya Novanto dan tuntutan ringan atau tak maksimal kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Aktivis antikorupsi menyoroti diskon hukuman terhadap Setya Novanto dan tuntutan ringan atau tak maksimal kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Selain Reynanda, seorang warga bernama Muhammad Safari Siregar, 41, juga ditemukan meninggal lantaran terseret arus.
Pemerintahakan mencabut pemberian bantuan sosial (bansos) bagi para penerima manfaat yang terbukti menggunakannya untuk bermain judi online (judol).
IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menanggapi kekhawatiran soal potensi penyalahgunaan Bantuan Subsidi Upah (BSU) termasuk untuk praktik judi online (judol),
PPATK mengungkap ada 571.410 nomor induk kependudukan (NIK) yang terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) ternyata tercatat sebagai pemain judi online
Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, mengungkapkan masih banyak penerima bansos yang mengalami kesulitan dalam mencairkan dana karena masalah maladministrasi
Ketentuan itu tidak berlaku jika penyebab meninggal karena terlibat aksi kriminal, terkena HIV/AIDS, dan bunuh diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved