Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
WAKIL Ketua Komisi III DPR RI Fraksi NasDem Ahmad Sahroni mengomentari kritikan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang menyampaikan kritikannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia menilai kritik merupakan keniscaaan dalam sebuah negara demokrasi. Namun, ia mengingatkan kritikan itu tak tepat di saat semua pihak fokus pada penanganan Covid-19.
"Saya paham keresahan mahasiswa. Pemerintah pusat, daerah, presiden, gubernur, DPR pasti punya salah dan kekurangan, dan hal ini wajar bila mendapatkan kritikan. Namun kali ini, kritikan tersebut dirasa urang tepat waktu penyampaiannya karena kita semua saat ini tengah fokus memulihkan kondisi negara di tengah pandemi Covid-19 yang kian mengganas," tandasnya.
Bendahara Umum NasDem itu mengatakan, di tengah semakin mewabahnya virus corona, pemerintah tengah berupaya sekuat mungkin untuk berfokus menangani penyebaran covid-19. Karena itu, ia meminta seluruh pihak fokus dan saling membantu menangani korona.
"Di saat semua sedang prihatin dan bekerja super keras, saya rasa bukan saatnya menyerang, mencari-cari kesalahan dan kekurangan, yang memecah fokus kita kepada pandemi ini," ujarnya
"Presiden dan pemerintah dan semua pejabat saya yakin ada kurangnya dan kesalahannya, tapi sekali lagi menurut saya, kita fokus gotong royong menghadapi musibah ini dulu,” pungkasnya.
Sebelumnya, kritik BEM UI dilontarkan melalui akun Instagram karena Jokowi dianggap sering menyampaikan janji-janji kepada masyarakat mulai dari revisi UU ITE hingga penguatan KPK. Tapi, janji itu dinilai tak diwujudkan Jokowi.
Seusai unggahan tersebut ramai dibicarakan, pihak rektorat UI pun sudah melakukan pemanggilan kepada 10 mahasiswa pada hari Minggu (27/6) Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi (KIP) UI, Amelita Lusia menyebut, pemanggilan itu merupakan bagian dari langkah pembinaan.
Adapun Jokowi menganggap kritikan tersebut sebagai ekspresi mahasiswa.
Menurutnya universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa dalam menyampaikan ekspresi mereka. Namun, dia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki budaya tata krama dan sopan santun.
"Saya kira biasa saja mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat,” ujarnya.
Jokoowi juga menyinggung beragam kritikan dan julukan yang pernah dialamatkan kepadanya
"Itu kan sudah sejak lama ya. Dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer. Ada yang bilang saya itu plonga-plongo. Kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter," ungkapnya.
"Kemudian ada yang ngomong saya ini bebek lumpuh. Dan baru-baru ini ada yang ngomong saya ini bapak bipang," pungkas mantan Wali Kota Solo itu. (OL-8)
Apabila aset UI dikelola secara produktif akan dapat membantu subsidi bagi Uang Kuliah Tunggal atau UKT bagi mahasiswa.
Upaya ini merupakan langkah UI meningkatkan kualitas pendidikan yang bertaraf internasional yang pada ujungnya meningkatkan revenue bagi universitas.
SEJUMLAH anak berbakat dari Pulau Morotai, Maluku Utara, tiba di Kampus UI Depok. Ini menjadi babak baru dalam perjalanan Ekspedisi Patriot UI di Morotai.
PENGACARA terkemuka di Asia, Pramudya A. Oktavinanda, mendaftarkan diri menjadi salah satu kandidat Ketua Ikatan Alumni (Iluni) Universitas Indonesia periode 2025-2028.
UI mendorong semua pihak yang mendapatkan tekanan atau ancaman pemerasan untuk melapor pada pihak kepolisian.
Ketua Unit Kerja Khusus (UKK) Science Techno Park(STP) UI, Chairul Hudaya mengutarakan pihaknya memiliki 10.000 hak kekayaan intelektual yang masih aktif saat ini yang dapat dihilirisasi.
FILM Jadi Tuh Barang yang dibintangi Oki Rengga, Beby Tsabina, Dicky Difie, Steven Wongso, Arafah Rianti, Arif Didu, Bang Baud, dan Natalie Sarah
Siswa dibekali pemahaman mengenai isu-isu krusial perubahan iklim, seperti pengelolaan limbah, energi terbarukan dan emisi karbon.
Mendiktisaintek menyayangkan turunnya minat belajar di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), padahal bidang ini menjadi tulang punggung kemajuan iptek.
Mahasiswa mendapatkan wawasan tentang tren karier digital, transformasi dunia kerja, dan peluang global di era teknologi.
Konsep ini hadir sebagai solusi cerdas dalam mengatasi limbah pertanian dan perkebunan yang selama ini kerap menjadi persoalan pencemaran lingkungangan hidup.
Acara ini juga membuka ruang diskusi seputar transformasi media digital dan relevansi storytelling dalam membangun keterhubungan yang berdampak di masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved