Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Wapres: Para Da'i Diharapkan Kembangkan Ajaran Islam Terbuka

Emir Chairullah
04/4/2021 12:34
Wapres: Para Da'i Diharapkan Kembangkan Ajaran Islam Terbuka
Wakil Presiden RI KH Maruf Amin(MI/Agus Mulyawan)

WAKIL Presiden Ma'ruf Amin meminta para da’i untuk terus mengajak umat menjalankan agama dengan lebih terbuka. Hal ini terkait masih adanya pihak yang memahami agama secara keliru dan mereka yang melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama.

"Tugas besar para da'i adalah membangun kembali peradaban Islam dengan mengembalikan cara berfikir wasathy (manhaj al-fikr al-wasathy) yang moderat (tawasuthiyaan), dinamis (tathawuriyan), manhajy (manhajiyan), dan tidak ekstrem," kata Ma'ruf saat membuka webminar bertajuk Peran Da’i dalam Deradikalisasi Paham Keagamaan di Indonesia, Minggu (4/4).

Ma’ruf menyebutkan saat ini masyarakat, termasuk para da'i dihadapkan pada berbagai tantangan kompleksitas masalah yang muncul, tidak hanya menyangkut masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam, namun juga berkaitan dengan persoalan pemahaman beragama itu sendiri. Sejumlah kalangan mengajarkan pemahaman beragama yang sempit tanpa mencoba untuk memahami fenomena dengan akal sehat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan. 

"Contoh sederhana cara berpikir sempit adalah tidak percaya bahwa COVID-19 adalah nyata, atau percaya pada teori-teori konspirasi tanpa menggunakan akal sehat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan," ungkapnya.

Menurut Ma'ruf, cara berpikir yang sempit juga merupakan salah satu penyebab munculnya sifat egosentris, tidak menghargai perbedaan pendapat serta tidak mau berdialog. Cara berpikir sempit juga bisa melahirkan pola pikir yang menyimpang dari arus utama atau bahkan menjadi radikal sehingga dapat menjurus pada penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

"Contoh paling aktual dari cara berfikir radikal terorisme yang menyimpang itu adalah peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021," jelasnya

Cara berpikir sempit seperti itu, ungkap Ma’ruf, menghambat dan kontra produktif terhadap upaya membangun kembali peradaban Islam. 

"Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak negara berpenduduk muslim masih mengalami ketertinggalan dalam bidang ekonomi, pendidikan, iptek dan bidang lainnya," paparnya.

baca juga: Wapres: Tunjukkan Islam yang Ramah bukan yang Marah

Karena itu, para da'i bisa mengajak umat Islam di Indonesia untuk meneladani cara berpikir Islami yang moderat dan dinamis. 

"Kita tidak bisa hanya memahami sesuatu secara tekstual/statis berdasarkan teks semata-mata (al jumuud 'ala almanqulaat) serta menolak perkembangan ilmu pengetahuan. Akan tetapi kita juga tidak bisa menyerahkan sepenuhnya pada perkembangan ilmu pengetahuan dan mengabaikan motivasi agama (ruh diniyah) dalam memandang dan menyikapi setiap persoalan yang muncul dalam kehidupan keseharian," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya