Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kubu Cikeas Sebut Moeldoko Mirip Petruk

Putra Ananda
30/3/2021 17:25
Kubu Cikeas Sebut Moeldoko Mirip Petruk
Ilustrasi(Dok.MI)

POLITISI Partai Demokrat yang juga loyalis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Willem Wandik mengkritisi Moeldoko yang secara sepihak mengklaim dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Menurut Willem, langkah Moeldoko tidak ubahnya seperti drama perwayangan Jawa kisah Petruk yang haus akan kekuasaan.

“Siapa sangka pada abad 21 ini, kita melihat drama Petruk atau abdi dalem yang kebelet jadi pemimpin. Ia menggunakan segala cara untuk mencapai hasratnya, tidak peduli apakah dia harus terus berdusta, melanggar etika maupun hukum yang berlaku,” ungkap Willem dalam keterangan resminya yang ia sampaikan di Jakarta, Rabu (30/3).

Menurut Willem, Moeldoko tidak punya kapasitas dan integritas sebagai seorang pemimpin. Oleh karena itu, baik Moeldoko dan Petruk keduanya sama-sama ingin menjadi pemimpin hanya demi tahta dan harta.

"Bukannya amanah dan tanggung jawab," lanjutnya.

Baca juga: Ketua KPK Sebut Film Jadi Media Edukasi Kampanye Antikorupsi

Hal tersebut diungkapkan Willem ketika menanggapi pernyataan Moeldoko soal tarikan ideologis di Partai Demokrat yang digunakan untuk membenarkan upaya kudeta kepemimpinan di partai tersebut. Menurut Willem, Demokrat tidak pernah mengalami tarikan ideologis seperti apa yang disampaikan oleh Moeldoko.

“Sejak dulu, saya merasa nyaman dalam rumah besar Partai Demokrat. Asasnya nasionalis-religius, mewadahi semua kepentingan yang ada di Indonesia,” kata Willem yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

Menurut Willem, Demokrat pernah dipimpin oleh 3 Sekretaris Jenderal (Sekjen) sekaligus yang beragama Nasrani. Oleh karena itu, tidak masuk akal apabila Moeldoko menyebut ada tarikan ideologis yang terjadi di Demokrat.

“Bagaimana mungkin Partai Demokrat bisa disebut mengalami tarikan ideologis, padahal partai ini pernah dipimpin oleh 3 sekjen yang beragama Nasrani?” tanya Willem.

Oleh sebab itu, Willem menyimpulkan bahwa pernyataan Moeldoko terkait tarikan ideologis merupakan sebuah pernyataan yang mengada-ngada. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa hingga saat ini Demokrat tetap mengusung sebagai partai dengan ideologis nasionalis dan juga religius.

“Jika dulu ada lagu yang populer berjudul Jangan Ada Dusta diantara Kita, yang kini dilakukan oleh Moeldoko adalah Dusta Diatas Dusta,” ungkapnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya