Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Tokoh Agama Strategis Cegah Radikalisme

Cahya Mulyana
31/12/2020 00:35
Tokoh Agama Strategis Cegah Radikalisme
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar (kiri) bersama ketua umum PBNU, Said Aqil Siroj (kanan).(Dok. BNPT)

PEMUKA agama sangat strategis untuk menjaga nilai-nilai luhur ajaran agama. Ketika digunakan sekelompok orang untuk kepentingan radikal, tokoh agama menjadi garda paling depan untuk memberikan pencerahan.

“Bagi kita agama apa pun berkewajiban untuk menjaga nilai yang diajarkan dan diwariskan. Karena itu, peran tokoh agama sangat sentral ketika isu agama digunakan kelompok radikal intoleran mencapai tujuan tertentu,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar pada acara bertajuk Sarasehan dan Muhasabah Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT di Jakarta, kemarin.

Pada kesempatan ini hadir Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj, Ketua Umum Nahdlatul Wathan Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Maj di, serta jajaran pejabat BNPT antara lain Sestama BNPT Mayjen TNI Untung Budiharto, Deputi Bidang Penindakan dan Penegakan Hukum Irjen Pol Budiono Sandi, serta Deputi Kerja Sama Internasional Andhika Chrisnayudhanto.

Menurut Boy, nasionalisme para tokoh agama sangat efektif digunakan untuk memerang i penyebaran paham radikal. BNPT pun mengajak semua pemuka dan tokoh agama untuk bersatu menjaga kesucian dan nilai luhur agama dari kaum radikal.

Maka, kata dia, BNPT sangat bangga menggelar acara sarasehan dan muhasabah Gugus Tugas Pemuka Agama dalam Rangka Pencegahan Terorisme yang sebelumnya dibentuk pada 26 November 2020. “Kegiatan ini merupakan ajang penyusunan rencana kerja Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT 2021 mendatang. Kegiatan ini juga dihadiri oleh 23 ormas dan 99 ketua umum dan pimpinan tertinggi dari organisasi masyarakat dari lintas agama,” paparnya.


PBNU apresiasi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengapresiasi pembentukan Gugus Tugas Pemuka Agama dalam Rangka Pencegahan Terorisme oleh BNPT. Peran serta semua pihak sangat efektif dalam mencegah paham ini menyebar yang akan mengancam keutuhan bangsa.

“Baru kali ini dari pihak pemerintah dalam hal ini BNPT menggandeng pemuka agama untuk bersama melawan atau kontra gerakan radikalisme dan terorisme,” katanya.

Menurut Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini, pembentukan gugus tugas tersebut menunjukkan bahwa pemerintah sudah memberikan ruang kepada pemuka agama sebagai pemimpin masyarakat informal. Penyatuan para pemuka agama dapat melahirkan kekuatan besar dalam mengatasi paham radikal. “Kekuatan civil society harus kita gerakkan untuk menghadapi itu semua,” jelasnya.

Said juga menegaskan, negara sebesar apa pun atau sekuat apa pun harus menggandeng civil society untuk melawan gerakan radikal terorisme. Indonesia jauh lebih efektif ketika menjalankan strategi tersebut karena memiliki ormas-ormas keagamaan yang moderat.

“Terutama ormas yang lahir sebelum kemerdekaan yang pasti nasionalis, seperti Syarikat Islam, Muhammadiyah, NU, Nahdlatul Wathan, dan sebagainya. Ini kekayaan kita luar biasa ada kekuatan luar biasa, ada keterwakilan civil society mewakili ormasormas ini.” (P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik