Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

KPK Sebut ICW Seperti Idap Diabetes

Cahya Mulyana
30/12/2020 02:40
KPK Sebut ICW Seperti Idap Diabetes
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron(Dok MI)

KETUA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri meminta maaf kepada masyarakat karena instansinya belum bekerja secara maksimal.

“Kami mohon maaf jika mungkin KPK belum terlihat maksimal dalam upaya pemberantasan korupsi,” kata Firli dalam keterangan tertulisnya saat memperingati hari ulang tahun ke-17 KPK, kemarin.

Firli mengatakan menangani kasus korupsi di Indonesia tidaklah mudah. Sering kali jajarannya diintimidasi oknum pejabat yang terlibat korupsi untuk menghentikan kasus mereka.

“Tugas yang tidak hanya dilakukan sebagai bentuk kewajiban, tetapi juga kami kerjakan sebagai salah satu bentuk ibadah dengan kesadaran dan keikhlasan yang luar biasa mengingat segala bentuk konsekuensi yang akan kami terima serta hadapi,” ujar Firli.

Firli berjanji akan terus menangani korupsi dengan jujur di Indonesia. Semua pelaku korupsi bakal dilibas tanpa pandang bulu. Masyarakat diminta percaya dengan KPK.

“Insya Allah kami teguh, tetap berjuang untuk mencabut dan mematikan jantung serta akar ko - rupsi di Republik ini,” tegas Firli. Firli mengingatkan seluruh masyarakat untuk tetap memegang teguh semangat antikorupsi. KPK tidak akan bisa memberantas sikap koruptif jika masyarakat tidak mau berpegang teguh dengan sikap antikorupsi.

Masyarakat juga diminta terus pasang mata me mantau pekerjaan pejabat. KPK butuh mata masyarakat un tuk menindak oknum pejabat bandel yang berani korupsi.

“Sesuai dengan kapasitas, tataran hak, kewajiban, kemampuan, dan kewenangan agar Indonesia benar-benar terbebas dari masalah korupsi,” tandasnya.


Penindakan

KPK juga mengaku berkeberatan dengan penilaian Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap kinerja hanya berdasarkan jumlah penangkapan atau penetapan tersangka rasuah.

Masyarakat harus mendapatkan pemahaman utuh bahwa pen cegahan pun bagian tidak ter pisahkan dari pemberantasan kejahatan kerah putih.

“ICW seperti orang mengidap diabetes sehingga seleranya tidak bisa komprehensif. Tidak bisa menerima yang manis-manis, maunya asin-asin karena kalau manis, gula darahnya bisa naik,” terang Wakil Ketua KPK Nurul  Ghufron lewat keterangannya, kemarin.

Sebelumnya, ICW mengkritisi apresiasi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD terhadap KPK era Firli Bahuri. ICW menilai kinerja KPK lebih baik era se belum Firli berdasarkan data penindakan.

Menurut Ghufron, penilaian ICW terpaku terhadap satu sisi bidang kerja KPK, padahal pencegahan pun bagian tidak terpisahkan dari pemberantasan korupsi. Tidak hanya itu, KPK era Firli sudah bekerja optimal di tengah hambatan akibat covid-19.

Potensi kerugian negara selama era Firli dapat diselamatkan Rp592 triliun. “Kami bekerja mencapai Rp592 triliun, jauh melebihi lima tahun kinerja periode sebelumnya yang mencapai Rp63,4 tri liun,” terangnya.

Di luar data tersebut, ia meminta masyarakat untuk menilai le bih dewasa catatan kerja KPK selama satu tahun ini. “KPK yakin masyarakat dan rakyat Indonesia lebih dewasa daripada ICW,” pungkasnya. (Medcom/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya