Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Benny Wenda Jangan Cari Sensasi Korbankan Rakyat Papua

Mediaindonesia.com
05/12/2020 21:05
Benny Wenda Jangan Cari Sensasi Korbankan Rakyat Papua
Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera, Provinsi Papua, Yanto Khomlay Eluay(Istimewa)

SEJARAH kelam masa lalu Papua merupakan suatu proses dalam menuju kehidupan masyarakat Papua yang lebih baik. Masa lalu merupakan suatu pengalaman yang berarti untuk menuju masa depan yang lebih baik.

"Pikiran saya sederhana dalam solusi penyelesaian masalah di Papua, yaitu, sebagai pemimpin masyarakat hukum adat, kewajiban dan tanggungjawab yang ada dalam jabatan adat saya, wajib menyelamatkan masyarakat adat dari semua aspek, termasuk mati dan hidupnya wajib dilindungi, jangan mati kelaparan, mati kekurangan gizi, mati karena kebodohan dan lebih khusus mati karena ideologi yang diyakininya," ungkap Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera, Provinsi Papua, Yanto Khomlay Eluay dalam rilisnya, Sabtu (5/12)

Bagi Yanto Eluay, sebagai umat beragama, tanah Papua sebagai "Tanah Injil" maka revolusi iman atau pemberontakan iman mengalahkan semua keinginan daging sebagai manusia biasa, menjadi 'Wajah Kristus' dalam perilaku hidup, mendasari hidup dengan prinsip mengampuni yang total dalam merefleksikan hukum Tuhan "kasihilah sesamu manusia".

"Jadi menyikapi manuver Benny Wenda dan saudara-saudaraku lainnya, baik di atas tanah Papua dan dimanapun. Perbedaan ideologi dipupuk oleh perbedaan ras dan agama dalam konteks kita sebagai WNI. Ekspetasi ini ibarat benih yang terus ditaburkan, bertumbuh dan berbuah, seakan-akan tujuan kita hidup didunia hanya untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua sebagai bangsa sendiri. Mati dalam perjuangan diyakini sebagai mati suci, apalagi diimani dengan perjalanan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Bkan seperti itu," papar Yanto Eluay.

Apalagi mati dengan saling membenci, dendam, marah dan lainya terhadap sesama manusia yang berbeda ras dan agama, menurut Yanto Eluay,  untuk mencapai kemerdekaan sebuah bangsa sendiri harus diakhiri.

"Kepada saudara-saudariku masyarakat Papua yang saya cintai, marilah kita akhiri semua itu, sudah cukup kita berjalan dalam lembah kekelaman, penderitaan, tangisan dan airmata. Biarlah semua menjadi catatan sang pencipta, kita bangkit dari lembah kekelaman berjalan dalam Terang Kristus dan membangun masyarakat adat yang bermartabat, mempunyai jatidiri, wibawa dan kehormatan di atas tanah Papua dalam bingkai NKRI," harapnya.

Sementara itu, Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua, Socratez S.Yoman menyatakan selamat kepada Benny Wenda atas deklarasi Presiden Sementara Pemerintahan Papua Barat. Menurut dia, semuanya ini ada akar masalah dan prosesnya.

"Sebab banyak hukum di tanah Papua yang tidak ditegakkan. Masalah ketidak adilan ini yang terjadi di Papua," ujarnya. (OL-13)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya