Warganet Unggah Lelucon Gus Dur, Kompolnas: Kritik Membangun

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
17/6/2020 19:04
Warganet Unggah Lelucon Gus Dur, Kompolnas: Kritik Membangun
Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid saat menyampaikan pidato di Tugu Proklamasi, Jakarta.(Dok. MI)

KOMISI Kepolisian Nasional (Kompolnas) menanggapi kabar warganet dari Kepulauan Sula, Maluku Utara, bernama Ismail Ahmad, yang dipanggil polres setempat.

Ismail diketahui mengunggah lelucon Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, terkait polisi di laman Facebook. Unggahan itu membuat polisi meminta Ismail untuk minta maaf.

Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti, menilai belah pihak hanya membutuhkan komunikasi. Dalam hal ini, agar tidak salah paham mengartikan maksud dari lelucon Gusdur yang ditulis Ismail.

“Di satu sisi, bagi Polri hal ini dianggap sebagai kritik membangun untuk bisa meningkatkan profesionalitasnya dalam melayani, mengayomi, melindungi masyarakat dan menegakkan hukum,” papar Poengky saat dihubungi, Rabu (17/6).

Baca juga: Buktikan Dugaan Peretasan, Jejak Digital Ravio Patra Dicek Polisi

Di sisi lain, Poengky mengingatkan warganet agar lebih bijak bermedia sosial. Pun, jika mengunggah sesuatu harus secara utuh. Sehingga, tidak menimbulkan salah tafsir. Menurut poengky, lelucon Gusdur yang menyatakan ada tiga polisi jujur, yaitu "Pak Hoegeng, Patung Polisi dan Polisi Tidur" adalah guyonan yang muncul pada masa Orde Baru.

“Dalam konteks beliau melakukan reformasi kepolisian, sejalan dengan mandat reformasi di Indonesia, untuk memisahkan Polri dari TNI,” kata Poengky.

Pada masa Orde Baru, Polri disatukan dengan TNI, yang masuk dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Sehingga, watak polisi sipil menjadi militeristik.  Wajah polisi pun harus berubah dan dikembalikan menjadi polisi sipil. Poengky menyambut baik proses hukum kasus tersebut tidak dilanjutkan.(OL-11)

 

 




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya