Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Pengamat: Tanpa Korona, Elektabilitas Emil-Ganjar-Anies Tinggi

Andhika Prasetyo
09/6/2020 14:53
Pengamat: Tanpa Korona, Elektabilitas Emil-Ganjar-Anies Tinggi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo(Antara)

ADA atau tidak ada pandemi covid-19 di Indonesia, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu berada di atas untuk diproyeksikan maju dan potensial di dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pada Februari 2020, hasil survei juga memperlihatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Mereka hanya kalah dari satu pemain besar lama yakni Prabowo Subianto.

"Tanpa ada korona, tiga orang ini selalu disebut-sebut sebagai tokoh yang diproyeksikan maju dan berpeluang di Pilpres 2024. Nama mereka selalu muncul," ujar pengamat politik Adi Prayitno kepada Media Indonesia, Selasa (9/5).

Ia menjelaskan, tiga sosok tersebut memiliki elektabilitas tinggi karena selama ini menunjukkan kinerja yang apik dalam memimpin daerah.

Pada saat yang bersamaan, muncul pandemi yang bisa diibaratkan sebagai ujian bagi ketiga tokoh tersebut untuk menunjukkan performa menanggulangi persoalan di tengah masyarakat.

"Secara tidak langsung virus korona jadi panggung politik yang cukup terbuka. Tiga nama itu bisa memanfaatkan dengan baik. Ini bukan semata kerja kemanusiaan melainkan juga pentas politik. Mereka yang terlihat bekerja dengan baik menangani covid-19, secara positif akan dapat insentif elektoral. Mereka dapat narasi positif, respon positif dari masyarakat," jelas Adi.

Walaupun mendapat kesempatan yang sama, tidak semua pemimpin daerah bisa menunjukkan performa serupa. Sebut saja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dua tokoh itu juga sempat diperhitungkan, tetapi tidak bisa memanfaatkan momentum covid-19 untuk menunjukkan kinerja mereka.

"Bahkan Gubernur Banten yang bersebelahan dengan DKI Jakarta, tidak kelihatan kerjanya. Tidak muncul namanya," lanjut pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Ke depannya, Adi menambahkan, tiga sosok potensial tersebut hanya perlu menjaga elektabilitas hingga perhelatan Pilpres 2024 dimulai.

Caranya ialah dengan terus menjaga performa apik dan yang tidak kalah penting bergabung dengan partai politik.

Sebagaimana diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ridwan Kamil bukanlah tokoh partai.

Baca juga: Kampanye Unik Anti-Covid-19 Ala Ganjar Pranowo

Sementara, untuk bisa masuk ke bursa pencalonan presiden, seseorang harus memiliki tiket dari partai politik.

Adapun, Ganjar Pranowo kini memang sudah memiliki rumah di PDI Perjuangan. Hanya saja, dia bukanlah inner circle dari partai berlambang banteng tersebut.

"Kita semua tahu trah politik PDIP itu kan trah politik Soekarno. Kita tahu di sana ada Puan Maharani, putri biologis, putri ideologis PDIP. Sekarang, posisi dia cukup strategis sebagai Ketua DPR RI. Oleh karena itu, saya kira tiket dari PDIP bisa terbelah ke Ganjar dan Puan," terang Adi.

Adapun, di luar tiga tokoh tersebut, Prabowo Subianto juga masih memiliki kans untuk maju di Pilpres 2024.

Sejauh ini, elektabilitas menteri pertahanan itu masih menduduki puncak klasemen. Walaupun, harus diakui, posisi dia tidak aman.

"Prabowo dalam tiga survei terakhir selalu berada di atas tetapi cenderung turun. Tidak signifikan memang, tetapi konsisten. Artinya dia memang di puncak tapi trennya selalu turun," tuturnya.

Baca juga: Elektabilitas Emil dan Ganjar Melesat

Menurut Adi, penyebabnya sederhana. Semenjak menjabat sebagai pembantu presiden di bidang pertahanan, Prabowo belum terlihat memberikan kontribusi terhadap pemerintahan

Ekonomi tetap stagnan. Konsolidasi demokrasi juga tidak seutuhnya selesai karena masih ada kelompok-kelompok, yang sebelumnya mendukung Prabowo, bersitegang dengan pemerintah.

"Apalagi selama pandemi, dia tidak ada suaranya, baik sebagai menteri atau ketua umum Partai Gerindra. Malah yang terpublish lebih banyak itu Edhy Prabowo," sambungnya.

Adi memang melihat, saat ini Prabowo tidak memiliki target politik 2024.

Hanya saja, kelompok pendukungnya tetap menginginkan Prabowo maju terutama untuk menjaga stamina elektoral Gerindra.

"Karena tidak bisa dipungkiri, dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir, Gerindra naik karena ada sosok Prabowo. Elektabilitas Gerindra dan para calegnya terangkat karena sosok Prabowo. Itu sebenarnya yang ingin dirawat," papar Adi.

Jika masih ingin berkompetisi dengan baik di pilpres berikutnya, Adi mengatakan Prabowo harus segera memperbaiki performa baik di dalam pemerintahan sebagai menteri pertahanan dan di kancah politik sebagai ketua umum Partai Gerindra. (X-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik