Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Merajut Rekonsiliasi Memajukan Aceh

Ferdian Ananda Majni
22/2/2020 08:00
Merajut Rekonsiliasi Memajukan Aceh
Siswa sekolah Sukma Bangsa membaca buku di perpustakaan mobil yang tersedia dalam pameran Kenduri Kebangsaan di Sekolah Sukma Bangsa Bireun.(MI/Ferdian Ananda Majni)

HARI ini Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri Kenduri Kebangsaan yang digelar Yayasan Sukma dan Forum Bersama (Forbes) anggota DPR dan DPD RI asal Aceh di Sekolah Sukma Bangsa, Bireuen, Aceh.

Kenduri Kebangsaan menjadi momentum rekonsiliasi semua elemen masyarakat Aceh untuk menyatukan persepsi memajukan Aceh di masa depan.

"Semua alasan ini yang dikedepankan Pembina Yayasan Sukma Surya Paloh saat menerima rekan-rekan dari Forbes bersama anggota DPR dan DPD RI asal Aceh. Beliau mengatakan kenduri harus menjadi rekonsiliasi seluruh komponen masyarakat Aceh. Kita meyakini, dengan kenduri, apa saja yang menjadi masalah sebelumnya dapat diselesaikan," kata Direktur Eksekutif Yayasan Sukma, Ahmad Baedowi, kemarin.

Baedowi melanjutkan Kenduri Kebangsaan di Bireuen sangat berarti bagi masyarakat Aceh. Hal ini tidak hanya untuk peningkatan ekonomi, tetapi juga untuk peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) yang sampai saat ini masih terbilang rendah.

Plt Bupati Bireuen Muzakar A Gani mengatakan masyarakat telah menyiapkan berbagai hal untuk Kenduri Kebangsaan. Kenduri bagi masyarakat Aceh merupakan tradisi yang dilakukan di setiap momen penting untuk menyelesaikan masalah.

"Kenduri itu makan bersama yang diawali dengan penyelesaian masalah. Biasanya dilakukan dengan memotong sapi atau kerbau kemudian larut bersama, ketawa bersama, setelah itu cair. Semua hal yang pernah terjadi akan dilupakan," ujar Muzakar.

Dalam penilaian sejarawan Aceh, Husaini Ibrahim, kenduri telah menjadi adat dan kebiasaan masyarakat sejak Kesultanan Aceh. Kenduri juga dilakukan dalam rangka menyambut tamu besar dan kenegaraan.

"Ketika seseorang pembesar biasanya memang diadakan kenduri. Nah, ini semacam syukuran tanda penghormatan kepada pimpinan negara," kata Husaini. (Fer/Aiw/HP/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya