Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

PBNU Tegaskan Tolak Pemulangan WNI Eks IS

Antara
11/2/2020 12:53
PBNU Tegaskan Tolak Pemulangan WNI Eks IS
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (ketiga dari kanan) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua dari kiri)(MI/ADAM DWI)

PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak tegas wacana pemulangan ke Tanah Air warga negara Indonesia (WNI) yang pernah bergabung dengan kelompok Islamic State (IS).

"Kami, PBNU, menolak kepulangan kombatan IS karena mereka sudah pergi ke sana dengan kemauan sendiri. Setelah datang ke sana, mereka ramai-ramai bakar paspor dan mengatakan ini paspor negara thogut," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (11/2).

Dia mengatakan WNI yang bergabung dengan kelompok radikal tersebut tidak hanya mengancam akan membunuh beberapa tokoh negara, mereka juga mengancam Banser dalam sebuah video.

Tidak hanya itu, tegas Said Aqil, para WNI tersebut juga sudah menganggap IS sebagai negara dan oleh karena itu telah membuang kewarganegaraan Indonesia saat bergabung dengan kelompok tersebut.

Baca juga: Nasib WNI Eks IS bukan Urusan Negara

"Oleh karena itu, kenapa kita bicara pemulangan 600 orang kalau itu akan mengganggu ketenangan, kenyamanan 260 juta warga Indonesia," tegasnya.

Sebelumnya, muncul wacana mengembalikan WNI yang pernah bergabung dengan IS dan sekarang tinggal di penampungan yang berada di Suriah dan Irak.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berdasarkan informasi yang mereka dapatkan dari komunitas internasional dan saluran intelijen, ada sekitar 600 orang yang mengaku sebagai WNI, meski belum terverifikasi.

Pemerintah Indonesia sampai saat ini belum menentukan sikap terkait wacana pemulangan itu meski beberapa menteri seperti Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan secara pribadi menolak wacana tersebut. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya