Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
AKUN Twitter resmi Partai Gerindra (@Gerindra) diserbu warganet. Dalam belasan jam terakhir, warganet terus menggempurnya. Bahkan, lahir tagar #ShameOnYouGerindra dengan hampir 5.000 percakapan. Tagar itu bertengger di posisi tiga topik terpopuler, setidaknya hingga Jumat (29/11) pukul 09.30 WIB.
Semua keributan itu diawali dengan cuitan @Gerindra soal ketidaksetujuan atas penolakan Kejaksaan Agung terhadap calon pegawai negeri sipil dengan orientasi lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Gerindra mencoba mendudukkan hak yang sama bagi kaum LGBT, namun sebagian besar warganet justru murka.
"Yang terhormat @KejaksaanRI, kami tidak setuju dengan keputusan penolakan Kejaksaan Agung terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dengan orientasi seksual LGBT. #SuaraGerindra."
Baca juga: Wakil Ketua MPR Rindu Keberagaman
Twit itu mendapat 1.820 balasan, 741 retweet, dan disukai 1.645 warganet per pukul 08.41 WIB. Gerindra dituduh mendukung LGBT.
"Apakah Gerindra mendukung LGBT? cc @prabowo @Dahnilanzar @andre_rosiade." cuit akun @salendra18, Kamis (28/11).
Wasekjen Partai Gerindra Andre Rosiade masuk gelanggang perdebatan. Ia membawa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Gerindra untuk memperkuat argumentasi.
"Partai Gerindra menyampaikan sikapnya terkait penolakan CPNS LGBT di Kejagung. Gerindra menyebut setiap warga negara mempunyai hak yang sama. Baca AD/ART @Gerindra Bab II Pasal 7 tentang jati diri @Gerindra. Tidak mungkin kami mendukung LGBT"
Di laman digital Gerindra. Bab dan pasal dimaksud menjelaskan jati diri Partai Gerindra adalah kebangsaan, kerakyatan, religius, dan keadilan sosial.
Admin @Gerindra pada prinsipnya sudah menjelaskan maksud cuitan itu. Sejak awal, tulis akun itu, Gerindra tidak mendukung perilaku LGBT. Mereka hanya mempertegas hak semua orang memperoleh pekerjaan dan kehidupan layak, sesuai UUD 1945.
"Karena tidak ada aturan tertulis yang menyatakan LGBT dilarang mendapatkan pekerjaan. Jika sekarang kita bisa menutup mereka untuk mendapatkan pekerjaan tanpa dasar aturan yang jelas, besok kita mau menutup mereka mendapatkan pelayanan kesehatan? Menggunakan fasilitas umum? Dan lain-lain??" cuit akun @Gerindra.
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon ikut bersuara. Melalui Twitter, @fadlizon, ia menegaskan posisi partai pimpinan Prabowo Subianto itu.
"Partai @Gerindra jelas menolak LGBT. Juga menolak kampanye-kampanye LGBT yang bertentangan dengan agama mana pun serta norma-norma yang hidup dan tumbuh di masyarakat Indonesia," cuit Fadli, Jumat, 29 November 2019.
Ribut-ribut soal diskriminasi kaum LGBT bermula ketika Korps Adhyaksa menolak LGBT menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Pernyataan itu keluar dari mulut Kapuspen Kejaksaan Agung Mukri.
"Artinya kami ingin yang normal-normal dan wajar-wajar saja. Kami tidak mau yang aneh-aneh supaya mengarahkannya, supaya tidak ada yang, ya begitulah," ujar Mukri seperti dilansir Mediaindonesia.com, Rabu (27/11).
Dua hari lalu, Anggota Komisi II dari Fraksi Gerindra Sodik Mudjahid meyakini Kejaksaan Agung punya dasar kuat. Kejagung menggunakan peraturan menteri, peraturan presiden, peraturan pemerintah, serta undang-undang sebagai dasar hukum pelarangan. Sodik yakin Kejagung juga menimbang semangat yang ada dalam Undang-Undang Dasar 1945.
"Sebagai salah satu lembaga hukum, Kejaksaaan Agung pasti sangat memahami asas hukum penolakan LGBT jadi PNS/ASN," kata Sodik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. (OL-2)
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) menyebut Mohammad Riza Chalid, masuk ke dalam daftar daftar pencegah atau penangkalan (cekal).
Penyidik sudah tiga kali memanggil Riza Chalid untuk diperiksa dalam perkara ini. Namun, dia tidak memenuhi panggilan tersebut.
Kejaksaan Agung bekerja sama dengan otoritas Singapura untuk melacak keberadaan saudagar minyak Mohammad Riza Chalid (MRC).
Kejaksaan Agung telah memanggil pengusaha M. Riza Chalid secara patut selama tiga kali berturut-turut, tetapi yang bersangkutan mangkir.
PENETAPAN kembali Zarof Ricar sebagai tersangka kasus korupsi oleh Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejaksaan Agung dinilai belum cukup
Kejagung kembali menetapkan mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, sebagai tersangka. Kali ini, Zarof diduga terlibat dalam kasus suap di Pngadilan Tinggi dan MA periode 2023–2025.
“Kerja sama ini harus dibarengi dengan mekanisme pengawasan yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan menjaga privasi data warga negara,”
Pengamat sebut Presiden Prabowo Subianto ingin memberikan kesan bukan sosok ambisius setelah melarang kader Partai Gerindra gembar-gembor soal dua periode.
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan dirinya jadi presiden bukan hasil minta-minta. Ia mengaku menjadi presiden untuk membantu masyarakat.
Sebaiknya pemerintahan saat ini bekerja saja untuk masyarakat. Ketika kinerja baik tentu akan mendapatkan respon yang positif dan modal menuju Pilpres 2029.
Prabowo membeberkan dirinya masih fokus bekerja dan dukungan tersebut merupakan urusan nanti. Orang nomor satu di Indonesia itu mengaku ingin lebih dulu bekerja untuk rakyat.
RATUSAN kader Gerindra di Kabupaten Banggai melakukan aksi unjuk rasa di Polres Banggai karena merasa dua kadernya dipersekusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved