Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
KOMISI III DPR RI meminta Korps Bhayangkara untuk segera menuntaskan kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Hingga saat ini insiden yang terjadi pada April 2017 itu belum menemui titik terang.
Urungnya penyelesaian kasus tersebut, kata Anggota Komisi III Arsul Sani, dikawatirkan dapat membebani dan menimbulkan prasangka terlalu jauh terhadap institusi kepolisian. Perkara tersebut pun sedianya tetap mendapatkan perhatian khusus.
“Kami berharap ada progres yang bisa di-update ke Komisi III terus menerus. Kalau sekarang belum ada progresnya, ya apa mau dikata. Tapi ini sekali lagi kami berharap ini jadi atensi khusus Pak Kapolri,” ujar Arsul dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III dengan Kapolri Jenderal Idham Azis di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/11).
Anggota Komisi III lainnya, Benny K Harman mempertanyakan kendala yang dihadapi kepolisian sehingga sulit mengungkap identitas pelaku penyiraman tersebut.
Baca juga : Dewi Tanjung Siap Dilaporkan Balik Novel Baswedan
Ia pun membandingkan kerja kepolisian ketika menangani kasus terorisme, seperti yang terjadi di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, akhir pekan lalu. Menurut dia, dalam kasus terorisme itu Polri bekerja cepat dan langsung meringkus para pelakunya.
"Mengapa kasus Novel Baswedan belum serta mengapa lama sekali? Takutnya ini menjadi utang politik, utang hukum Bapak Presiden Joko Widodo nantinya. Oleh sebab itu, mohon sungguh-sungguh Pak ungkapkan siapa pelakunya. Saya tahu pasti Pak Kapolri tahu siapa pelakunya. Tinggal ada kemauan tidak untuk, ya menangkapnya,” kata Benny.
Kapolri Jenderal Idham Azis, menegaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus tersebut. Ia mengaku dalam beberapa pekan ke depan akan ada temuan dan perkembangan yang signifikan.
"Sehingga kita bisa secepatnya mengungkap. Kebetulan saya masih Kabareskrim, belum ada pengganti saya, masih di proses di Wanjakti (Dewan Jabatan dan Kepangatan Tinggi), sehingga saya yakinkan kita terus bekerja dan bekerja,” tandasnya. (OL-7)
MANTAN Penyidik KPK Novel Baswedan menilai keterangan saksi Rossa Purbo Bekti soal Firli Bahuri membocorkan informasi OTT kasus suap PAW penting ditindaklanjuti.
Novel menilai gugatan yang dilayangkan oleh Agustiani Tio Fridelina kepada Rossa merupakan bentuk serangan balik secara personal.
Namun demikian, hanya disampaikan secara singkat karena mereka tengah berada di tengah-tengah acara yang sedang berjalan.
KPK telah mengembangkan kasus Harun dengan menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Advokat sekaligus kader PDIP Donny Tri Istiqomah sebagai tersangka dalam kasus ini.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak memastikan kasus Firli terus berproses.
Mantan Penyidik KPK, Novel Baswedan, menegaskan OTT merupakan strategi yang sangat penting dalam mengungkap kasus-kasus besar korupsi.
Jaga Kekondusifan di Bumi Melayu, Kapolri Terima Anugerah Adat Ingatan Budi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melaksanakan groundbreaking pembangunan 29 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Sumatra Utara, Jumat (11/7).
Adapun kasus ini ditangani oleh oleh Polda Metro Jaya. Terdekat, polisi akan melakukan digital forensik terhadap ponsel korban.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima penghargaan dari organisasi buruh dunia, International Trade Union Confederation-Asia Pasific (ITUC-AP).
Kapolri merespons permintaan Komisi I DPR untuk menuntaskan kasus ini.
Kapolri memastikan akan memberikan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) sebagai anggota Polri kepada empat orang tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved