JAGAT perpolitikan nasional dikejutkan dengan pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Anies Baswedan di Gedung DPP Partai NasDem, Jalan Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (24/7). Seiring dengan itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Partai NasDem memang bukan pengusung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI 2017. Namun, Anies Baswedan ialah salah satu deklarator Ormas Nasional Demokrat yang digagas Surya Paloh.
Pertemuan antara Surya Paloh dan Anies yang dikemas makan siang dengan nasi kebuli, menurut Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate, ialah keinginan Anies yang sudah lama. Namun, kata dia, baru dipenuhi setelah Pilpres 2019 selesai.
Berikut petikan wawancara jurnalis Media Indonesia, Putri Anisa Yuliani dengan Anies dalam beberapa kesempatan.
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan dengan Surya Paloh?
Itu tuh, makan siang. Beliau mengundang saya untuk mengobrol makan siang dan seperti yang biasa-biasa saja.
Apakah di dalam pertemuan itu juga dibicarakan terkait kemungkinan arah politik 2024?
Kita di dalam juga enggak ngobrolin 2024. Itu kan pertanyaan teman-teman. Pada jago mancing gitu, loh.
Lalu apa topik yang menjadi mayoritas pembahasan dengan Surya Paloh?
Jadi, kita ngobrol di dalam tuh banyaknya soal Jakarta, soal apa yang ada di Teluk Jakarta, apa yang ada di kepulauan, tentang transportasi dan saya datang ke sana dengan kapasitas saya (sebagai gubernur) diundang. Saya ngobrol dan saya hormat kepada Pak Surya Paloh.
Bagaimana pandangan Anda tentang Surya Paloh?
Beliau tokoh senior dalam berpolitik, kan, berpengalaman, sangat luar biasa. Mungkin di antara pimpinan partai yang record paling lama di wilayah politik, ya Pak Surya Paloh. Dari usia 18 tahun jadi caleg, sekarang 68 tahun. Jadi kemarin saya dapat mendengar pengalaman beliau, hikmah hidup. Jadi ngomong santai. Tidak sama sekali membicarakan hal yang dipancingkan teman-teman di luar.
Mengapa tidak berencana untuk 2024?
Nah, bagi saya, saya fokus di Jakarta dan insyaallah seperti tahun lalu, saya ditanya terus berbulan-bulan sampai Juli tahun lalu, ‘Pak Anies ikut dalam pencapresan tidak?’ Saya katakan tidak. Saya konsisten, saya diajak jadi cawapres saya bilang, saya tidak bersedia karena komitmen saya di Jakarta. Hari ini saya mengurus di Jakarta. 2024 itu masih lama, yang 2019 aja belum dilantik. (X-4)