Islam Moderat Cermin Kemajemukan

Dero Iqbal Mahendra
18/7/2019 09:00
Islam Moderat Cermin Kemajemukan
Wapres yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat DMI Jusuf Kalla (kiri) memberikan potongan nasi tumpeng pada Wapres terpilih KH Ma(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

KETUA Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin menyuarakan pentingnya Islam moderat di Tanah Air. Hal itu diung-kapkan wakil presiden terpilih itu saat halalbihalal Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan MUI.

"Bahasa MUI itu Islam wasathiyah, Islam moderat,"kata Ma'ruf.

Menurut dia, ajaran Islam seperti ini memang mewakili kehidupan berbangsa di Indonesia. Ajarannya lebih luwes dalam artian tak terlalu tekstual, tetapi tak mengarah ke pemahaman liberal.

Ma'ruf melihat umat muslim di Indonesia cenderung moderat dalam memaknai ajaran Islam. Mereka tak suka dipaksa dan lebih menikmati makna Islam yang didasari nilai humanis.

"Kemudian cara berpikir wasathiyah itu cara berpikir yang tidak rigid atau tidak kereng atau galak. Tasyahud. Tapi tak juga terlalu memudah-mudahkan," kata Ma'ruf.

Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan makna Islam sesungguhnya. Islam menjadi agama yang menyempurnakan, santun, tidak keras, secara sukarela, tanpa paksaan, dan penuh kelembutan. Wakil Presiden 2019-2024 ini menginginkan ajaran itu diamalkan secara konsisten oleh ulama dan cendekiawan Islam di Indonesia.

Islam fokus mengajarkan sikap saling menyayangi dan tak bermusuhan.

"Dalam konteks kebangsaan, Islam wasathiyah itu yang mampu menerima NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) karena NKRI bukan hanya kita, tapi berkita-kita.''

Menurut Ma'ruf itu yang menyebabkan ideologi khilafah di Tanah Air tak laku. Pasalnya, umat muslim di Indonesia menyadari negara ini sebagai bentuk kesepakatan. "Karena ini Islam rahmatan lil 'alamin, kita kembali kepada prinsip cara berpikir gerakan Islam wasahtiyah," ujar Ma'ruf.

Sebagai penerus
Dalam acara itu hadir juga Wapres Jusuf Kalla. Dalam kesempatan itu, Kalla memperkenalkan Ma'ruf sebagai penerusnya. "Yang saya hormati KH Ma'ruf Amin, Ketua Umum MUI, dan juga terpilih sebagai pengganti saya nanti," ujar Kalla.

Kalla yang juga Ketua Umum DMI mengatakan tugas dan tujuan DMI ialah meningkatkan ibadah serta ibadah sosial dengan lebih baik.

Ia juga menyinggung soal peningkatan pelayanan dalam beribadah. "Itu tugas Dewan Masjid. Bagaimana meningkatkan ibadah, tapi dengan cara meningkatkan fasilitas, pengorganisasian, pelayanan masjid yang lebih baik," ujar Kalla.

Bagi Kalla momen halalbihalal antara kedua organisasi juga merupakan acara serah terima secara informal. Kalla mengucapkan hal itu saat prosesi pemotongan tumpeng.

Sembari menyodorkan pucung tumpeng, Kalla berkelakar hal itu dilakukan sebagai wujud serah terima secara simbolis.

"Jadi ini seperti praserah terima," ungkap Kalla, disambut tepuk tangan dan tawa audiensi.

Pertemuan Kalla dan Ma'ruf di halalbihalal Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan MUI ini bukan yang pertama kali. Pada 4 Juli 2019, Ma'ruf sempat bertandang ke Kantor Wapres untuk menemui Kalla. Pertemuan itu dalam rangka transfer informasi dari Kalla ke Ma'ruf mengenai tugas-tugas seorang wapres. (P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya