Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS), mengatakan tidak mengetahui perihal dugaan kadernya terlibat dalam kerusuhan 21--22 Mei.
Elite PKS masih belum menerima informasi resmi terkait hal itu dari pihak berwajib.
"Saya belum dengar dan belum baca itu," ujar Presiden PKS, Sohibul Iman, saat dihubungi, Sabtu, (6/7).
Sebelumnya juga sempat muncul berita yang mengatakan bahwa ditemukan HT berlogo PKS yang digunakan perusuh 22 Mei. Namun, hal itu dibantah PKS. Mereka menyatakan tidak ada perintah dari struktur internal PKS DKI untuk memberikan logistik terhadap massa pendemo.
Stiker logo dianggap sebagai hal yang bisa dibuat dan dimiliki oleh siapa saja.
Baca juga: Korban 21-22 Mei Ditembak dari Dekat
PKS sendiri mendukung agar pihak berwajib dapat mengusut kasus kerusuhan 22 Mei dengan setransparan mungkin. Fraksi PKS di DPR juga mendukung penuh pembentukan pansus kerusuhan 22 Mei.
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Suyudi Ario Seto mengatakan, latar belakang kelompok tersebut berasal dari ormas, partai politik hingga relawan.
Kelompok ormas yang diduga ikuti melakukan kericuhan yakni Garis, Forkabi, Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) dan Pemuda Muhammadiyah.
Untuk partai politik, berinisial GR, PN dan PS serta relawan politik antara lain RMP, Garda08 dan Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi yang merupakan relawan pendukung paslon 02. (A-4)
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengklaim sejak turunnya rezim Presiden Soeharto hingga saat ini pelanggaran HAM tidak pernah terjadi kembali.
Hal itu bukan tanpa alasan ketika Idham Aziz masih menjabat sebagai Kabareskrim, dirinya mengetahui setiap perkembangan kerusuhan 22 Mei.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, ketika Idham Aziz masih menjabat sebagai Kabareskrim, dirinya mengetahui setiap perkembangan kerusuhan 22 Mei.
Berdasarkan temuan yang dilakukan Tim Pencari Fakta (TPF), Komnas HAM menyebut penembakan dalam demo ricuh itu bukan dilakukan kepolisian.
Dari 10 orang yang tewas itu, sembilan di antaranya berada di Jakarta dan seorang lainnya di Pontianak, Kalimantan Barat.
Salah satu sebabnya diungkapkan Komisioner Ombudsman RI Ninik Rahayu karena ada surat dari lembaganya kepada Kepala Polri tertanggal 21 Mei 2019.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved