Demokrat tak lagi Sejalan Koalisi 02

Putri Rosmalia Octaviyani
10/6/2019 08:00
Demokrat tak lagi Sejalan Koalisi 02
Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.(MI/BARY FATHAHILAH)

PARA elite Partai Demokrat terang-terangan merasa tak lagi menjadi bagian dari Koalisi Adil Makmur pendukung pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pasalnya, elite partai pemenang Pemilu 2009 itu merasa kecewa dengan sikap elite kubu 02 yang dianggap tak menghargai Demokrat dan keluarga besar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kami sudah tak merasa berkoalisi dengan 02 saat ini," ujar Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean ketika dihubungi, akhir pekan lalu.

Ungkapan kekecewaan juga berulang kali diungkapkan Ferdinand lewat akun Twitter pribadinya, @FerdinandHaean2.

Ia menyatakan ada sege-rombolan 'setan gundul' yang berkedok membela Prabowo padahal memiliki tujuan pribadi di balik upaya mendukung Prabowo-Sandi.

"Gerombolan setan gundul yang berkolaborasi dengan faksi politik tertentu masih akan bermanuver di saat persidangan di MK nanti. Mereka ini bukan lagi pembela Prabowo, tapi pura-pura membela dengan agenda supaya bangsa chaos dan mereka ingin masuk, ambil alih di tikungan," ujar Ferdinand.

Ia mengungkapkan, Prabowo sebenarnya telah sadar dimanfaatkan kelompok tertentu. Hal itu yang membuat pada akhirnya Prabowo memutuskan untuk menempuh penyelesaian sengketa pemilu lewat jalur Mahkamah Konstitusi (MK).

"Mengapa Prabowo berubah haluan politik dengan membawa sengketa pemilu ke MK? Beliau Prabowo tiba-tiba sadar bahwa dia telah dimanfaatkan kelompok tertentu yang selama ini dirasa sebagai teman. Nasionalismenya keluar."

Ferdinand juga mengatakan, karena perubahan sikap politik Prabowo itu Demokratlah yang kemudian dianggap sebagai biang kerok dan dijadikan kambing hitam. Hal tersebut secara tidak langsung semakin membuat Partai Demokrat menjauh dari koalisi pendukung 02.

Tidak sejalan
Peneliti komunikasi politik Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah, menilai merenggangnya hubung-an Partai Demokrat dengan koalisi Prabowo Subianto dan sejumlah manuver kunjungan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Jokowi dan Megawati saat Lebaran kemarin menunjukkan bahwa Demokrat sejak awal tidak sejalan dengan koalisi kubu 02.

"Membaca aktivitas dan statement SBY sejauh ini, tentu itu cukup menjelaskan SBY berada di seberang Prabowo secara etika politik," jelas Dedi dalam keterangan tertulis.

Ia menilai kunjungan AHY ke kediaman Megawati dalam momentum Lebaran tidak bisa dipisahkan dari aktivitas politik.

"Pertemuan dua klan politik, meskipun tidak secara teknis berurusan dengan politik, ia tetap saja bermuat-an politis karena komunikasi politik itu dinamis, tidak saja apa yang terlihat, tetapi memuat apa yang menjadi impak atau tujuan tersembunyi," terangnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief dalam kicauannya di akun Twitter @AndiArief menuturkan bahwa sejak awal tanda kekalahan Prabowo sudah ada dengan memaksakan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden. Partai Demokrat tidak bersikap subjektif atas masuk-an mereka karena masukan tersebut berdasarkan hasil survei. (Dro/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya