Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Indonesia Masih Terjebak dalam Demokrasi Kultus

Thomas Harming Suwarta
13/5/2019 23:01
Indonesia Masih Terjebak dalam Demokrasi Kultus
Diskusi bertajuk Reformasi Berhasil atau Tidak di Jakarta, Senin (13/5)(MI/Bary Fatahillah)

SEJAK reformasi 1998, demokrasi Indonesia masih terjebak dalam demokrasi kultus karena terpusat pada penghormatan secara berlebihan kepada orang dan paham tertentu.

Dalam konteks Indonesia, demokrasi kultus terjebak pada pembicaraan mengenai tokoh dan bukan gagasan besar demokrasi.

"Setidaknya kita cermati sampai saat ini demokrasi kultus itu sangat kental dalam Pilpres kemaren, pada tokoh seperti Jokowi dan Prabowo dan ini menimbulkan pembelahan di masyarakat," kata Direktur Charta Politica Yunarto Wijaya dalam diskusi bertajuk Reformasi Berhasil atau Tidak di Jakarta, Senin (13/5).

Dengan pengkultusan individu kata dia demokrasi kemudian diartikan pada pilihan masyarakat yang dalam konteks Pilpres kali ini tergambar pada sosok yang sederhana diwakili Jokowi dan sosok militer pada diri Prabowo.

Menariknya lagi, lanjut dia masyarakat ketika melihat sosok yang berseberangan maka langsung dianggap tidak sejalan dan terkesan dihindari.

Baca juga : TKN: Jokowi-Amin Panutan Politik Indonesia

"Ini tentu saja tidak sejalani dengan reformasi. Semangat reformasi tak lagi membicarakan mendukung siapa atau melawan siapa. Tapi, membawa nilai-nilai yang dibawa dalam agenda reformasi," jelas Yunarto.

Demokrasi yang berkualitas kata dia harus berani keluar dari pengkultusan individu dan bergerak ke demokrasi yang lebih bernilai.

"Semoga setelah Pilpres ini kita bisa kembali merajut kembaluli persaudaraan dan sama-sama berkomitmen untuk memajukan demokrasi kita pada tingkat nilai, ya menerima perbedaan secara dewasa," tukas Yunarto.

Pada kesempatan sama, aktivis 98 dari Universitas Trisakti Julianto Hendro mengatakan, pihaknya akan melakukan gelar aksi di depan KPU pada tanggal 22 Mei mendatang untuk mengawal 84% masyaralat yang sudah menggunakan hak pilih.

"Hasil pemilu, pemungutan suara pada 17 April itu adalah gerakan masyarakat sesungguhnya. Dan Ini akan kita kawal,"jelas Julianto. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya