Jusuf Kalla : Tuduhan Ketua KPPS Diracuni Berlebihan

Dero Iqbal Mahendra
13/5/2019 15:15
Jusuf Kalla : Tuduhan Ketua KPPS Diracuni Berlebihan
Wakil Presiden, Jusuf Kalla(MI/Ramdani)

TUDUHAN bahwa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang banyak meninggal pascapemilu karena diracun merupakan tuduhan  berlebihan. Pihak keluarga pun berhak menolak untuk dilakukan visum.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukan hal tersebut saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (13/5).

"(Visum) itu terserah keluarganya, visum kan harus izin keluarga. Tuduhan bahwa mereka diracun itu berlebihan," tutur Jusuf Kalla.

Wapres menegaskan tuduhan bahwa petugas KPPS diracun tersebut tidak berdasar, khususnya dalam hal motif perbuatan. Ia menilai tidak ada motif yang jelas untuk meracun para petugas KPPS.

"Motif nya apa? Mau dapat suara? Bagaimana mungkin? Tidak begitu. Segala sesuatu harus kita periksa motifnya dan memang tidak ketemu motifnya," tutur pria yang akrab disapa JK tersebut.

Kementerian Kesehatan, menurut Jusuf Kalla, sudah mengevaluasi dan mengatakan yang wafat dikategorikan sekitar 13 penyakit. Para korban yang wafat juga telah bekerja tanpa henti lebih dari 24 jam.

Apa yang terjadi saat ini, kata Wapres, murni akibat dari kerumitan sistem Pemilu 2019. Kondisi itu menimbulkan kelelahan petugas KPPS yang antara lain karena bekerja tanpa istirahat dan berada di ruang terbuka, serta karena stress.

Terlebih banyak petugas KPPS umumnya berada di desa-desa, yang belum tentu memahami sistem pemilu yang rumit. Mereka sangat mungkin merasa kebingungan dengan sistem pemilu sekarang hingga menambah tekanan mental.

Jusuf Kalla juga menegaskan salah satu bentuk pertanggungjawaban negara selain pemberian santunan adalah mencari penyebab dari banyaknya petugas yang menjadi korban. Investigasi telah dilakukan Kementerian Kesehatan.

"Sejak awal kalau diingat saya selalu mengatakan ini paling rumit di dunia, tetapi saya tidak menyangka korbannya akan begitu besar. Bahwa memang rumit itu kita sudah mengetahuinya sejak awal bahwa itu rumit. Saya katakan ini bisa kerja hingga tengah malam, ternyata sampai pagi," tutur Jusuf Kalla. (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya