Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

TNI Antisipasi Potensi Konflik Pascapenetapan Hasil Pemilu

Putri Rosmalia Octaviyani
07/5/2019 17:15
TNI Antisipasi Potensi Konflik Pascapenetapan Hasil Pemilu
Panglima TNI Hadi Tjahjanto(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

PANGLIMA TNI Hadi Tjahjanto mengatakan secara umum pelaksanaan pemilu 2019 berlangsung aman dan damai. Namun, persiapan pengamanan masih akan terus dilakukan hingga pascaproses penetapan hasil pemilu dilakukan oleh KPU.

"Ada indikasi tidak menerima hasil penghitungan suara ke KPU. Provokasi serta upaya stigma opini di medsos masih gencar termasuk soal kecurangan penghitungan dan pencatatan suara," ujar Hadi di gedung DPD RI, Jakarta, Selasa (7/5).

Hadi menyebut TNI memprediksi perkembangan situasi yang dapat terjadi adalah potensi munculnya keberatan terhadap hasil penetapan oleh KPU. Potensi itu terlihat dari indikasi perkembangan ketidakpuasan atas proses yang sedang berjalan.

"Beberapa pihak mengutarakan terjadinya kecurangan walaupun pihak penyelenggara pemilu mengatakan tidak terjadi," imbuhnya.

Baca juga: KPU Lanjutkan Pleno Rekapitulasi Suara Pemilu di LN

Akibat dari keberatan tersebut, lanjut Hadi, dapat terjadi aksi untuk melaksanakan unjuk rasa atau penyerangan terhadap kantor penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu. Ia juga memprediksi akan ada peningkatan penyebaran berita hoaks di media.

"Sudah kami prediksi dan siagakan dengan Bapak Kapolri," tuturnya.

Ia mengatakan hoaks disebar karena ada aktor yang ingin memanfaatkan situasi. Polarisasi yang terbentuk selama masa kampanye menyebabkan identitas primordial kesukuan agama dan kesenjangan sosial dapat dimanfaatkan menimbulkan anarkisme massa.

"Yang terakhir adalah apabila eskalasi tidak dapat dikendalikan, stabilitas keamanan akan terganggu. Eskalasi ini dapat terjadi apabila pihak yang bersaing tidak dapat saling menahan atau mengendalikan diri apalagi ada aktor yang ingin menopang pada situasi tersebut," ungkapnya.

Sebagian masyarakat Indonesia, ungkap Hadi, masih memiliki sifat mudah terprovokasi dan berubah menjadi amuk. Hal itu yang rentan dimanfaatkan oleh pihak pencari keuntungan pribadi atau kelompoknya.

"Massa dalam jumlah yang besar yang tertib dapat berubah seketika apabila dalam cuaca panas lelah dan lapar dan akan muncul provokasi yang timbul di tengah-tengah masyarakat tersebut dan adanya tindakan brutal," pungkasnya.

Untuk menghadapi berbagai kemungkinan, TNI melalui satuan-satuannya telah melakukan berbagai langkah antisipatif. Antara lain melaksanakan pengumpulan data dan pemetaan adanya potensi konflik maupun indikasi pengarahan massa di masing-masing wilayah.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya