Media Massa Dinilai Netral dalam Pilpres 2019

Putri Rosmalia Octaviyani
11/4/2019 09:10
Media Massa Dinilai Netral dalam Pilpres 2019
Diskusi Dialektika ICMI.(MI/ADAM DWI)

MEDIA massa dinilai netral dalam Pilpres 2019. Porsi pemberitaan tentang setiap pasangan capres dan cawapres cenderung berimbang.

Hal itu merupakan temuan hasil riset yang dilakukan G Communication bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Penelitian itu fokus pada enam media cetak dan daring, yakni Kompas, Republika, Jawa Pos, Kompas.com, Detik.com, dan Antaranews.com.

"Media cenderung netral dalam pemberitaan," ujar CEO G Communications Andi Irman Patiroi dalan acara Dialektika ICMI di Jakarta, kemarin.

Dari enam media tersebut, terdapat 1.681 pemberitaan terkait dengan kontestasi pilpres sepanjang Maret 2019. Detik.com penyumbang pemberitaan terbanyak yakni 790. Diikuti Antaranews.com 377 berita, Kompas.com 368 berita, Kompas 64 berita, Republika 46 berita, dan Jawa Pos 36 berita.

Namun, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin mendapat porsi pemberitaan lebih banyak dengan 906 berita. Sementara itu, capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebanyak 590 berita.

Pemberitaan yang menyebutkan keduanya atau berita umum seperti KPU dan Bawaslu sebanyak 185.

"Isu-isu yang diangkat keenam media tersebut berada dalam kategori yang realistis. Seperti paslon 01 lebih banyak pemberitaan karena statusnya sebagai petahana sehingga media lebih aktif dalam memberitakan," jelasnya.

Andi mengatakan pemberitaan di media daring lebih mendominasi daripada media cetak. Hal itu menggambarkan minat pembaca terkait dengan pilpres lebih banyak di media daring. Pasalnya, media daring lebih mudah diakses dan fleksibel.

Di sisi lain, Andi mengatakan dua pasangan capres-cawapres saling menerima pemberitaan yang positif dan negatif. Jokowi-Amin dinilai lebih banyak menerima pemberitaan positif dengan 84 berita ketimbang Prabowo-Sandi yang hanya 48 berita.

Menurut Andi, hal itu menguntungkan calon petahana karena pencoblosan tinggal beberapa hari lagi. "Namun, Jokowi-Amin lebih banyak diberitakan negatif, yakni 24 berita, sedangkan Prabowo-Sandi 22 berita."  

Di sisi lain, berdasarkan pemantauan Yayasan SatuDunia, kedua kubu pasangan capres-cawapres diperkirakan sudah menghabiskan lebih dari Rp2 miliar untuk beriklan kampanye di media televisi.

Direktur Yayasan Satu Dunia, Firdaus Cahyadi, mengatakan pemantauan jumlah, durasi, hingga waktu penayang-an iklan kampanye di televisi sangat penting diperhatikan. Hal tersebut akan bisa memperkirakan jumlah dana kampanye yang dikeluarkan setiap kubu.

"Kami perhatikan sejak awal kampanye terbuka, 24 Maret hingga akhir masa kampanye nanti," tukasnya.(Pro/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya