Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Kata-Kata Kasar Penuh Emosional Runtuhkan Martabat Pemimpin

Mediaindonesia.com
09/4/2019 07:57
Kata-Kata Kasar Penuh Emosional Runtuhkan Martabat Pemimpin
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto(AFP/ADEK BERRY)

DALAM berbagai kampanye yang ditampilkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, PDI Perjuangan mengamati adanya persoalan serius terkait kepemimpinannya yang cenderung temperamental, mengeluarkan kata-kata kasar, dan ketidakpantasan etis di hadapan publik.

"Kata-kata kasar yang keluar dari Pak Prabowo semakin meruntuhkan kredibilitas dan martabat pemimpin. Sikap egonya dan tampilannya  elite sekitarnya yang biasa dengan hoaks dan fitnah, justru semakin memperburuk keseluruhan tampilan politik yang seharusnya positif dan penuh hal-hal baik," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam sebuah pernyataan resmi, Selasa (9/4).

PDI Perjuangan berpendapat karakter pemimpin akan ikut menentukan kultur positif dan martabat bangsa.

"Ketika Pak Jokowi tampil sebagai sosok apa adanya, merakyat, visioner, dan selalu bergulat dengan apa pun persoalan rakyat sambil terus mengedepankan optimisme, hal ini menghasilkan kultur bangsa yang bergerak maju dan mengejar prestasi. Sebaliknya, Pak Prabowo yang emosional dan sering mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, menghadirkan ketakutan, kegelisahan akut, dan pesimisme," imbuhnya

Baca juga: Ide Prabowo Dinilai Wujud Toleransi pada Korupsi

Menurut Hasto, berbagai tampilan gebrakan temperamental Pak Prabowo, termasuk larangan bagi penonton yang menertawakan dirinya saat debat yang lalu, harus dilihat sebagai persoalan serius tentang watak dan karakter pemimpin yang berkorelasi langsung dengan peradaban bangsa.

Politik adalah proses berpenghidupan kebangsaan yang seharusnya mengontestasikan hal-hal baik dan membawa kemajuan peradaban, serta kebaikan bagi bangsa  dan negara.

"Pilpres akhirnya menampilkan kontradiksi karakter dasar pemimpin," pungkasnya. (RO/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya