Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Kontestasi bukan Panggung Sandiwara

Insi Nantika Jelita
28/3/2019 06:30
Kontestasi bukan Panggung Sandiwara
Vincentia Tiffani(Dok. Instagram @vincentiatiffani)

TAGAR #SandiwaraUno kembali meroket di lini masa Twitter.

Hal itu terkait dengan aksi seorang gadis muda yang 'nembak' calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno saat sesi dialog dalam peluncuran Rumah Siap Kerja dan Pelatihan OK OCE di Cengkir Heritage Resto and Coffee Sleman, DI Yogyakarta, pada Sabtu (23/3).

Dalam acara itu, perempuan  bernama Vincentia Tiffani yang berprofesi sebagai model mengaku kepada Sandiaga ingin menjadi istri keduanya.

Sebelumnya Tiffani melontarkan pertanyaan mengenai pengembangan industri di daerah. Belum sempat dijawab, model cantik tersebut kembali melontarkan pertanyaan kepada Sandi. "Sebentar, Pak, sebentar, saya boleh enggak, Pak, menanyakan satu lagi? Bener? Tapi dijawab dengan jujur, ya, Pak, ya," pintanya.

"Ya semuanya jawabnya jujur," timpal Sandi. "Boleh enggak Bapak, saya jadi istri kedua Bapak?" tanya Tiffany disusul tawa.

Sandiaga kemudian memilih untuk tidak menjawab pertanyaan gadis tersebut dan hanya berkelakar.

Namun, setelah viral pertanyaan 'nakal' ke Sandiaga tersebut, mahasiswi sebuah universitas swasta di Yogyakarta itu memberikan klarifikasi di akun Instagram pribadinya, @vincentiatiffani, Selasa (26/3) malam.

Dia mengaku diminta pihak panitia untuk bertanya hal yang sensitif tersebut.

Dalam menanggapi hal itu, juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menuturkan bahwa dirinya merasa iba terhadap Sandiaga.

"Semakin lama semakin terbongkar 'Sandiwara Uno' ini. Saya kasihan dengan Pak Sandi ini. Untuk kelihatan bahwa dirinya digandrungi gadis-gadis muda tega membuat sandiwara murahan," ungkapnya saat dihubungi, kemarin.

Ace juga menyayangkan bahwa perempuan yang bernama Vicentia itu dijadikan sebagai alat oleh panitia untuk bersandiwara. Panitianya, kata Ace, tidak memikirkan persepsi masyarakat tentang pribadi perempuan tersebut.

"Kita membutuhkan kampanye yang genuine, orisinal, dan apa adanya, bukan sandiwara seperti itu," kata Ace.

Sama halnya dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang berkampanye memanfaatkan seorang nenek.

Alih-alih ingin mendapatkan simpati publik, kata Ace, yang ada justru nenek itu mengaku sendiri bahwa dia dibayar Rp500 ribu untuk berakting.

"Apa harus dengan cara-cara begitu untuk mendapatkan simpati rakyat?" cetus politikus muda Partai Golkar itu.

Namun, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, membantah pihaknya bersandiwara.

"Memang mahasiswi itu diminta panitia lokal untuk bertanya kepada Sandiaga, tapi pertanyaan biasa saja soal program. Mungkin supaya seru, akhirnya dia improvisasi untuk bertanya soal istri kedua itu. Tentu itu di luar kendali kita," ujarnya, kemarin. (Ins/Faj/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya