Elektabilitas Jokowi Unggul 21%

Rahmatul Fajri
22/3/2019 06:10
Elektabilitas Jokowi Unggul 21%
(Dok. MI)

SEANDAINYA pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) digelar hari ini, pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin diprediksi unggul atas paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Selisih keunggulan Jokowi-Amin atas Prabowo-Sandi pun disebut terpaut jauh, yakni di kisaran 21%.

Prediksi itu dilontarkan lembaga survei Indo Barometer seperti yang dipaparkan saat jumpa pers di Century Park Hotel, Senayan, Jakarta, kemarin.

Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli, mengatakan, berdasarkan survei yang dilaksanakan pada 6-12 Februari 2019, paslon 01 memiliki elektabilitas 50,2%, sedangkan paslon 02 memiliki elektabilitas 28,9%. Sisanya sekitar 20% masih merahasiakan pilihan. "Jadi, Jokowi-Ma'ruf Amin diprediksi menang dengan selisih 21%."

Hadi menjelaskan, melalui survei tersebut, Indo Barometer juga memberikan proyeksi mengenai kondisi pada hari pencoblosan.

Ketika 20% yang belum menentukan pilihan dibagi secara proporsional kepada kedua paslon, jarak elektabilitas di antara kedua pasangan pun menjadi lebih lebar hingga 26,94% dengan perbandingan 63,47% untuk Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandi 36,53%.

"Suara undecided voters, jika dibagi proporsional, hasilnya seperti itu. Namun, kalau ada kejadian luar biasa yang merugikan Jokowi-Ma'ruf, tentu suaranya akan berubah. Ini perhitungan jika tidak ada kejadian yang aneh-aneh," kata Hadi.

Keunggulan Jokowi, masih menurut Hadi, dari penilaian publik yang disurvei, terletak pada beberapa aspek kepribadian, antara lain perhatian dan dekat dengan rakyat, berpengalaman, pintar atau intelektual, islami atau taat beragama, mampu memimpin, dan jujur atau bersih dari korupsi.

Sebaliknya, kelebihan Prabowo, masih menurut hasil survei yang sama, terdapat dalam dua aspek, yaitu tegas dan berwibawa sebagai pemimpin (lihat grafik).

Tidak terlena
Saat menanggapi hasil survei tersebut, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Rosan P Roeslani, mengaku pihaknya tidak terlena dengan berbagai hasil survei yang mayoritas menyatakan Jokowi-Amin menang atas Prabowo-Sandi, termasuk hasil survei terbaru oleh Indo Barometer.

Namun, Rosan mengatakan hasil survei akan menjadi bahan masukan bagi pihaknya untuk memperkecil jarak ketertinggalan di beberapa daerah.

Selain itu, berbagai hasil survei menjadi evaluasi bagi TKN dalam menerapkan strategi kampanye dan sebisa mungkin diharapkan bisa memperbesar jarak dengan paslon nomor urut 02.

"Mau dibilang 11%, 15%, mau dibilang 20%, itu semua 2 digit. Namun, kita di TKN tidak pernah merasa puas. 'Oh kita terlena', tidak pernah. Justru survei ini membuat militansi kita kian tinggi," ujarnya, kemarin.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, mengatakan saat ini semakin banyak lembaga survei yang merangkap peran sebagai konsultan politik.

Padahal, seharusnya itu dua entitas terpisah.

"Kalau lembaga survei berimpit dengan konsultan politik, dia akan ada conflict of interest," ujar Fadli dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Menurut Fadli, hal itu yang menyebabkan saat ini banyak survei digunakan sebagai alat propaganda dan alat kampanye.

Politikus PDIP, Maruarar Sirait, membenarkan kian banyak lembaga survei yang dipertanyakan.

"Yang penting selalu lihat rekam jejak lembaga survei dan SDM di dalamnya," ujar dia. (Pro/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya