Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ulama Aceh, Puji Keislaman Jokowi

Akmal Fauzi
09/3/2019 07:10
Ulama Aceh, Puji Keislaman Jokowi
(Dok. KPU)

PIMPINAN sejumlah dayah (pondok pesantren) di Aceh menyebut keislaman calon presiden Joko Widodo tidak perlu diragukan lagi.

Kabar yang menyebut Jokowi haram dipilih ialah hoaks atau berita bohong yang tak mendasar.

“Secara hukum (Islam) tidak (haram). Yang dipilih orang Islam, yang memilih orang Islam,” kata pengasuh Pondok Pesantren­ Ikramul Fatah, Tengku Muzakir Al Wahab, di Pidie, Aceh, kemarin.

Menurutnya, dari segi dhohir atau keislaman lahiriah, Jokowi tidak perlu diragukan karena sejak lahir telah memeluk Islam. Masyarakat Aceh diminta tidak termakan hoaks yang menyebut Jokowi haram dipilih.

Apalagi, jika melihat wakil yang dipilih Jokowi untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Menurut Muzakir, KH Ma’ruf Amin ialah ulama besar dengan dasar ilmu Islam yang kuat. Fakta itu semakin menggerus hoaks yang ditebarkan. “Jadi tidak haram, karena kan dia (Jokowi-Ma’ruf) orang Islam,” tegasnya.

Ia mengakui banyak hoaks berseliweran di Aceh. Namun, kebohongan itu tak sampai ke akar rumput. Pasalnya, materi fitnah hanya laku di media sosial dan dunia maya. “Kalau di lapangan, masyarakat tidak (percaya) begitu. Cuma di medsos, itu permainan,” kata Muzakir.

Ia menyebut beberapa hal telah menepis hoaks di ‘Serambi Mekah’. Selain karena gerilya Tim Kampanye Daerah (TKD) dan TKN, momentum keyakinan masyarakat Aceh terhadap Jokowi semakin dikuatkan dengan disanggupinya tes baca Alquran.

Utusan KH Ma’ruf Amin, KH Lukmanul Hakim, mengamini hal tersebut. Lukman mengatakan banyak kiai dan ulama di Aceh mengapresiasi paslon 01. “Karena calon-calon kita semuanya Islam, relevan juga itu (tes baca Alquran) diterapkan. Pak Jokowi juga langsung menyanggupi,” sebut Lukman.

Sudah muak
Selain kiai, ulama, dan tengku dari berbagai pondok pesantren di Aceh, dukungan terhadap pasangan 01 juga datang dari ratusan mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Kabupaten Pidie.

“Kami 25 dayah (pesantren) siap memenangkan Pak Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Kami ratusan, jangan-jangan (mantan) GAM juga siap memenangkan 70% di Pidie,” kata pengurus Dayah Ikramul Fatah, Tengku Haji Muhibudin Husein Syeikh.

Ia menyebut telah bekerja memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014. Di 2019 ini, Muhibudin semakin yakin masyarakat Pidie memilih Jokowi. Mereka sudah muak dengan fitnah yang menyudutkan petahana.

“Untuk pilpres kali ini, insya Allah kami bersama dengan PDIP dan TKD Aceh, siap memenangkan 70% di Aceh untuk Jokowi-Ma’ruf,” tegasnya.

Lukmanul Hakim menyebut keyakinan Muhibudin semakin menguatkan kemenangan Jokowi. Lukman ingin perlawan­an terhadap hoaks terus dilakukan di Aceh, khususnya Pidie.

Ia mengaku telah keliling ke pesantren-pesantren di Aceh untuk menangkal hoaks. Informasi yang disampaikan dapat diserap masyarakat di pesantren-pesantren.

“Masyarakat Aceh juga menyadari bahwa fitnah dapat merusak sejarah,” ucap Lukman.

Dalam kesempatan itu, Lukman juga meluruskan soal doa perang badar yang dikumandangkan pihak kompetitor. Konteks doa tersebut dinilai tidak sesuai dengan yang dikumandangkan Nabi Besar Muhammad SAW.

“Doa itu pernah dibaca Rasul, tapi konteksnya dibaca ketika menghadapi orang kafir  Quraisy.­ Ini hanya Pilpres 2019, bukan perang bunuh-bunuhan,” tandas Lukman.

Dalam kontestasi politik, kata dia, perbedaan pendapat dan pilihan merupakan hal yang wajar. “Berlebihan kalau disebut perang.” (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya