Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Kerawanan Pemilu Terjadi saat Penghitungan Suara

Golda Eksa
26/2/2019 10:00
Kerawanan Pemilu Terjadi saat Penghitungan Suara
(MI/Susanto)

TAHAPAN penghitungan suara dianggap sebagai situasi yang paling rawan dalam proses Pemilu 2019 mendatang.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan, seluruh penyelenggara pemilu dan aparat harus mampu memetakan daerah dan tahapan yang rawan tersebut untuk mengantisipasi persoalan yang muncul.

“Karena kunci kerawanan ada di penghitungan suara. Apalagi dibutuhkan 11 menit per orang. Kemudian per TPS apakah bisa selesai pukul 23.00-24.00 WIB, itulah kunci kerawanan,” ujarnya seusai acara Rapat Koordinasi Kepala Divisi Propam Polri dan Rakortek POM TNI-Polri se-Indonesia, di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin.

Ia menyebutkan, setiap institusi yang terlibat pemilu mempunyai peranan dalam mengantisipasi kerawanan tersebut. Untuk pengamanan, kepolisian yang bertanggung jawab. “Sementara KPU dan Kementerian Dalam Negeri punya peran untuk melakukan pemetaan,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk kewilayah­an, Tjahjo menyebutkan Papua termasuk daerah rawan karena di sana masih menggunakan sistem noken.

Selain itu, kondisi geografis di Papua juga menjadi tantangan tambahan agar perhelatan pemilu serentak tetap berjalan kondusif dan aman. Tjahjo mengimbau kepada semua pihak, termasuk TNI-Polri ikut menyosialisasikan penggunaan hak pilih kepada masyarakat.

“Kalau dengan sistem noken, ya tetap dilakukan dengan demokratis juga. Itu (suara) mewakili warga dan bisa dihitung secara detail,” ujarnya.

Netralitas TNI/Polri
Pada kesempatan itu, Tjahjo menegaskan, pemerintah juga menjamin netralitas TNI-Polri dalam pelaksanaan Pemilu 2019. Menurutnya, pihak keamanan hanya intens melakukan upaya deteksi dini guna menjaga stabilitas keamanan.

“Karena netralitas TNI-Polri dan ASN kunci sukses pemilu, serta konsistensi melaksanakan tahapan-tahapan pemilu,” jelasnya.

Menurut dia, aparat keamanan juga punya andil agar nantinya masyarakat bersedia mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) guna menyalurkan hak pilihnya secara demokratis.

“Langkah itu pun diyakini dapat menjadi indikator suksesnya ajang lima tahunan tersebut,” ujarnya. (Gol/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya