Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

NasDem, PKB dan PSI Konsisten tak Usung Caleg Eks Koruptor

Insi Nantika Jelita
07/2/2019 17:28
NasDem, PKB dan PSI Konsisten tak Usung Caleg Eks Koruptor
(MI/PIUS ERLANGGA)

DIREKTUR Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, memberikan apresiasi terhadap tiga partai politik yang konsisten tidak mendaftarkan caleg mantan koruptor untuk berlenggang dalam pemilihan legislatif 2019 mendatang.

"Tentu kami harus beri apresiasi kepada partai politik yang konsisten untuk tidak mencalonkan mantan napi korupsi. Sekarang hanya 3 partai politik yang tidak ada mantan napi korupsinya, adalah PKB, Partai NasDem dan PSI. Selain itu, semua ada mantan terpidana korupsinya," ungkap Titi saat dihubungi Media Indonesia, Jakarta, Kamis (7/2).

Baca juga: Perludem Ungkap Ada 14 Penambahan Caleg Mantan Koruptor

Sebelumya, KPU merilis ada 49 caleg mantan koruptor yang didaftrakan partai politiknya mengikuti Pileg 2019. Namun, Perludem menemukan ada 14 caleg mantan koruptor lainnya yang belum masuk ke dalam daftar caleg eks napi koruptor yang dirilis KPU.

Sebelumnya, 49 caleg mantan koruptor tersebut berasal dari 12 partai politik. Kini, ditambah 14 caleg eks napi koruptor jumlahnya menjadi 63 caleg yang berasal dari 13 partai politik (ditambah dari Partai Persatuan Pembangunan).

Dari 63 itu meliputi 6 orang dari Gerindra. 1 orang dari PDI Perjuangan, Golkar 8 orang, Garuda 2 orang, Berkarya 6 orang. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2 orang, Perindo 2 orang, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2 orang, Partai Amanat Nasional (PAN) 5 orang, Hanura 8 orang, Demokrat 6 orang, Partai Bulan Bintang (PBB) 1 orang dan PKP Indonesia (PKPI) 3 orang.

Baca juga: Parpol Didorong Buka Identitas Calegnya ke Publik

Komitmen tiga partai politik yang tidak mencalonkan mantan napi koruptor, sambung Titi, patut diapresiasi oleh masyarakat. Soal partai politik yang masih mendaftarkan caleg napi eks koruptor, Titi menilai bahwa partai politik terkait telah gagal menjadi penjaga gerbang dalam menyaring caleg yang terbaik untuk masyarakat.

"Partai gagal menjadi best keeper atau menjadi penjaga gerbang dalam menyaring proses pencalonan untuk memberikan yang terbaik bagi pemilih. Mereka terbukti masih mengedepankan pragmatis politiknya, dalam proses pencalonan," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya