Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Kambing Hitam Bencana Selain Tuhan

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
19/1/2021 05:00
Kambing Hitam Bencana Selain Tuhan
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

TAK ada selembar daun jatuh tanpa izin Tuhan.

Ungkapan itu menyiratkan segala sesuatu terjadi atas campur tangan Tuhan. Umat beragama meyakini itu.

Pun, orang beragama percaya bencana terjadi atas kehendak Tuhan. Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, tanah longsor di Sumedang, gempa di Sulawesi Barat, banjir di Kalimantan Selatan melanda Indonesia terjadi atas kehendak Tuhan.

Jika Tuhan sudah berkehendak, doa umat beragama pun tak sanggup mencegah bencana. Ketua Badan Musyawarah Betawi Rahmat HS mengatakan banjir di Jakarta, 23 Februari 2020, terjadi pada Minggu atau hari libur berkat doa gubernur saleh. Dua hari kemudian atau Selasa, 25 Februari 2020 banjir melanda Jakarta. Doa gubernur saleh pun tak mampu mencegah bencana banjir terjadi di hari kerja.

Meski atas kehendak Tuhan, umat beragama tak mungkin mengatakan Dia penyebab bencana dan kemudian mempersalahkan-Nya. Oleh karena itu, dalam setiap bencana, kata jurnalis Eric Weiner, kita memerlukan orang untuk dipersalahkan selain Tuhan. Eric menyatakan itu dalam bukunya, The Geography of Bliss.

Mencari orang untuk dipersalahkan dalam setiap bencana serupa mencari kambing hitam. Bencana menghadirkan krisis dan ketakutan. Kata antropolog Rene Girard, pengambing hitaman (scapegoating) menjadi mekanisme kuno untuk mengatasi krisis dan ketakutan.

Kita pun mempersalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas banjir yang kerap melanda Jakarta. Pula, kita mengambinghitamkan Tiongkok atas bencana nonalam, pandemi covid-19. Kita mempersalahkan regulator atas kecelakaan pesawat.

Presiden Jokowi mengatakan banjir Kalsel karena curah hujan tinggi. Agama mengatakan Tuhan yang menurunkan hujan. Akan tetapi, kita menyalahkan pemerintah daerah yang tidak mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mengantisipasi curah hujan tinggi itu sehingga terjadi banjir. Lagi, kita mempersalahkan manusia.

Walhi Kalsel mengatakan banjir di Kalsel bukan cuma karena cuaca ekstrem, melainkan juga lantaran rusaknya ekologi di Tanah Borneo. Yang merusak ekologi siapa lagi kalau bukan manusia. Tetap manusia yang dipersalahkan.

Umat beragama paling banter mengatakan Tuhan menurunkan bencana sebagai hukuman dan peringatan buat manusia. Bencana diturunkan ke muka Bumi, kata Ebiet G Ade dalam lagunya, mungkin karena Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Manusia juga yang salah. Sekali lagi, kita memerlukan orang untuk dipersalahkan dalam setiap bencana, selain Tuhan.

Mempersalahkan manusia sebetulnya baik. Ini membuat kita tidak pasrah, tidak taklid. Bila kita menganggap bencana sepenuhnya kehendak Tuhan, kita boleh jadi menerimanya begitu saja, tak berbuat apa-apa. Ini membuat kita memperlakukan bencana sebagai takdir.

Mempersalahkan manusia menunjukkan kehendak Tuhan berproses melalui tangan manusia sampai ia menjadi bencana. Kehendak Tuhan menurunkan hujan dalam curah sangat tinggi menjadi bencana dahsyat karena kita tidak merawat hutan. Kehendak Tuhan menurunkan cuaca ekstrem tidak menjadi bencana banjir andai manusia merawat hutan alias bersahabat dengan alam. Bencana terjadi, kata Ebiet lagi, mungkin karena alam enggan bersahabat dengan kita.

Memperlakukan bencana dari Tuhan sebagai sesuatu yang berproses membuat kita berbuat, berusaha, bertindak. Kita, misalnya, melakukan mitigasi bencana untuk mengurangi risiko bencana. Bencana bukanlah takdir karena ia bisa dikelola dan dimitigasi tangan manusia. 

Janganlah kita tinggal di kawasan yang diidentifikasi rawan tanah longsor. Bikinlah bangunan tahan gempa di daerah rawan gempa. Buatlah sistem peringatan dini tsunami. Auditlah kelaikan pesawat secara berkala. Itu semua mitigasi bencana untuk mengurangi bahkan menghindari risiko bencana.



Berita Lainnya
  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik