Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SAYA sangat perlu menyampaikan terima kasih kepada 33,4 juta petani kita, termasuk di antaranya para petani muda (usia 20-39 tahun) yang menurut data Kementerian Pertanian berjumlah 2,7 juta orang. Berkat ikhtiar keras dan cucuran deras keringat pak, bu, mas, mbak, dik tani, itulah sektor pertanian kembali berkontribusi positif bagi perekonomian kita.
BadanPusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2020 berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) berbagai sektor. Dalam rilisnya, BPS mencatat bahwa hanya sektor pertanian yang tumbuh positif, yakni tumbuh sebesar 2,15%(year on year). Secara kuartalan, sektor pertanian juga masih tumbuh 1,01% (q to q) pada kuartal III 2020, di saat perekonomian nasional menghadapi resesi.
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional di kuartal III juga meningkat menjadi 14,58%. Sejumlah ahli ekonomi dan pertanian memprediksi bidang pertanian masih akan terus tumbuh pada kuartal berikutnya. Sebab, kebutuhan pangan masyarakat memang terus tumbuh setiap tahun. Apalagi saat pandemi seperti sekarang, pengeluaran masyarakat terhadap kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier pasti berkurang. Dua kebutuhan tersebut bahkan dialihkan untuk memenuhi kebutuhan basis, yakni pangan.
Bukan kali ini saja pak dan bu tani berjasa menjadi pendongkrak ekonomi kita. Pada kuartal II 2020, sumbangan sektor pertanian terhadap PDB nasional juga naik di tengah terjadinya kontraksi perekonomian. BPS menilai pertanian menjadi satu-satunya penyangga ekonomi nasional yang tetap tumbuh positif saat ini.
Sumbangan sektor pertanian terhadap total PDB sebesar 15,46% di kuartal II tersebut. Angka itu meningkat jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang sebesar 12,84%. Bersama dengan sektor industri, perdagangan, pertambangan, serta konstruksi, bidang pertanian berkontribusi 65% terhadap total PDB kita. Luar biasa bukan?
Namun, pada kuartal II itu, dari 'lima serangkai' penyumbang terbesar PDB tersebut hanya sektor pertanian yang tetap tumbuh positif. Empat lainnya negatif. Industri minus 6,19%, perdagangan minus 7,57%, pertambangan minus 2,72%, serta konstruksi minus 5,39%.
Setidaknya sejarah juga mencatat ketika krisis ekonomi besar menerjang pada 1998, sektor pertanian Indonesia juga bisa bertahan, bahkan tetap tumbuh positif. Saat itu, sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sekitar 0,26%. Padahal, pertumbuhan ekonomi nasional sedang ambruk hingga minus (-13,10%).
Begitu juga saat krisis keuangan global pada 2008. Bila ditelusuri kondisi saat itu, pada struktur PDB, menurut lapangan usaha, penurunan terjadi pada hampir semua sektor. Tercatat hanya tiga sektor yang menunjukkan pertumbuhan positif, yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor konstruksi.
Sektor pertanian bahkan tercatat naik signifikan dari 13,7% pada 2007 menjadi 14,4% pada 2008. Gambaran itu menunjukkan bahwa kinerja sektor pertanian memiliki pengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan dan ekonomi nasional kita.
Kini, tugas utama Kementerian Pertanian ialah memastikan bahwa sektor pertanian mampu menjadi penyangga penting ekonomi kita itu. Upaya mengembalikan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB yang sempat turun di angka 12,7% dalam beberapa tahun terakhir menjadi kembali ke kisaran 15% seperti pada 1990-an, sudah mulai berhasil.
Jika kontribusi pertanian dan industri terhadap PDB bisa terus digenjot, fondasi perekonomian kita bisa kuat. Daya tahan terhadap kiris dan resesi juga bakal makin meningkat. Apalagi, saat ini transformasi ekonomi Indonesia belum sepenuhnya berjalan mulus. Maka, pertanian dan industri harus menjadi fondasi yang kuat agar Indonesia terhindar dari middle income trap atau jebakan kelas menengah.
Apa yang dilakukan Kementerian Pertanian dengan menggenjot infrastruktur perdesaan dan sistem logistik pertanian sudah betul. Namun, akan menjadi makin tepat bila pemerintah benar-benar menyentuh fokus pertanian dan petaninya. Teknologi tepat guna dan jenis teknologi yang optimal masih menjadi soal. Begitu juga ketersediaan SDM pertanian berkualitas yang bisa berperan sebagai transformator masih terbatas. Akibatnya, menghambat minat investor untuk mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian.
Para petani kita pasti punya mimpi bagaimana industrialisasi sektor pertanian seperti yang dilakukan negara-negara yang telah berhasil melakukan transformasi ekonominya seperti Jepang, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat bisa juga terwujud di sini. Itu pun berlangsung segera tanpa harus menunggu 100 tahun lagi seperti lagunya Slank, '...tak mungkin tak mungkin, seratus tahun lagi mungkin'.
PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved