Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Tak Ada Teori

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
11/9/2020 05:00
Tak Ada Teori
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PESAN yang disampaikan seorang teman pengusaha pendek saja. Ia katakan, pandemi covid-19 memberikan dampak luar biasa kepada kehidupan dan juga bisnis. Semua negara mencari jalan untuk bisa keluar dari situasi krisis. Namun, mereka harus memikirkan cara terbaik yang bisa dilakukan karena belum ada teori bagaimana menangani persoalan ekonomi akibat covid-19 ini.

Memang baru akhir tahun lalu kasus covid-19 ini muncul. Pada awalnya semua orang memperkirakan kasusnya akan terlokalisasi di Wuhan saja. Sistem autokrasi yang berlaku di Tiongkok memungkinkan pemerintah untuk bisa melakukan pembatasan total.

Kita lupa bahwa kita sedang hidup di era yang berbeda. Teknologi membuat orang bisa berpindah kota dengan cepat. Bisa orang pagi hari ada di Jakarta, siang sudah ada di Singapura atau Tokyo, dan sore hari sudah tiba di New York.

Berbeda dengan virus sebelumnya yang pembawanya ialah hewan atau binatang, covid-19 yang menjadi carrier-nya ialah manusia. Inilah yang membuat penularan bisa berlangsung cepat karena manusia adalah makhluk sosial yang senang berinteraksi dan sekarang interaksinya semakin menjadi-jadi karena ditopang teknologi maju.

Oleh karena belum ada teorinya, maka setiap negara membangun teori sendiri untuk keluar dari situasi krisis. Mereka tidak lagi mengandalkan buku teks karena memang kajiannya masih berlangsung. Nanti setelah kasus covid-19 mereda, banyak ilmuwan yang mengambil pelajaran dari banyak negara untuk diturunkan menjadi teori ekonomi.

Sekali lagi, karena belum ada teorinya, kita melihat banyak pendekatan yang diterapkan. Hong Kong, misalnya, menerapkan model untuk menjaga sisi permintaan. Sekitar 6,1 juta penduduk Hong Kong diminta untuk mendaftarkan diri apabila ingin mendapat bantuan sosial sebesar HK$10.000 dari pemerintah. Ada sekitar 5,8 juta warga Hong Kong yang kemudian mendaftarkan diri untuk mendapatkan bantuan ekonomi.

Singapura menerapkan cara yang berbeda, meski yang dilakukan ialah menjaga sisi permintaan. Setiap warga negara Singapura mendapatkan bantuan sebesar S$1.000 yang disalurkan melalui rekening bank masing-masing.

Bagaimana apabila warga merasa cukup dan tidak perlu dibantu? Pemerintah menyediakan rekening penampungan bagi mereka yang ingin mengembalikan dana bantuan pemerintah. Bahkan rekening itu terbuka untuk mengembalikan dalam jumlah lebih besar apabila ingin membantu sesama warga yang kekurangan.

Bantuan sosial diberikan bersamaan dengan bantuan kepada dunia usaha. Dalam upaya membuat pengusaha bisa tetap bertahan dan tidak memberhentikan karyawannya, pemerintah memberikan bantuan modal. Negara seperti Jerman dan Amerika Serikat memberikan stimulus lebih 50% dari produk domestik bruto mereka.

Mereka tidak takut dengan teori yang mengatakan bahwa stimulus dan bahkan mencetak uang akan menimbulkan infl asi sebab pandemi pernah terjadi 102 tahun yang lalu dan kondisinya berbeda dengan keadaan sekarang ini. Teori yang ada pada 1918 silam sudah tidak cocok dengan keadaan zaman.

Kita ingin menyampaikan, kita pun tidak perlu takut untuk melawan teori yang ada. Sekali lagi semua teori yang dituliskan berangkat dari kondisi yang normal. Sekarang ini kita hidup di tengah situasi yang abnormal, di saat orang diminta untuk lebih banyak tinggal di rumah dan akibatnya ekonomi terhenti tanpa ada penyebab kecuali covid-19.

Kalau Presiden Joko Widodo mendorong terjadinya transformasi, sebenarnya pesan yang disampaikan ialah kita harus keluar dari teori yang ada. Sekarang merupakan kesempatan emas untuk melakukan transformasi agar masyarakat otomatis masuk ke sistem perbankan.

Mengapa? Pemerintah sudah benar berupaya memperbaiki sisi permintaan dengan memberikan bantuan langsung tunai. Akan tetapi, persoalannya kita terkendala pada data. Akibatnya, banyak anggota masyarakat yang tidak menerima bantuan langsung tunai. Bahkan bantuan Rp600 ribu untuk pekerja yang pendapatannya di bawah Rp5 juta, beberapa kali harus disalurkan karena data penerima yang kurang baik.

Seharusnya kita bisa mencontohkan Hong Kong. Kita dorong masyarakat untuk mendaftarkan diri apabila ingin mendapatkan bantuan. Daftar ke mana? Daftar ke bank-bank pemerintah. Kita tahu Bank Rakyat Indonesia, jangkauannya sampai ke seluruh pelosok negeri, bahkan mempunyai satelit sendiri untuk mempermudah transaksi.

Selanjutnya pemerintah tidak perlu bingung lagi menyalurkan bantuan langsung tunai. Tinggal taruh anggarannya di bank-bank pemerintah dan mereka yang langsung mentransfer ke rekening warga yang membutuhkan bantuan. Dengan cara ini, bukan hanya tidak akan terjadi penyimpangan, tetapi kita akan mempunyai big data yang akurat tentang penduduk Indonesia. Stimulus untuk dunia usaha bisa lebih lancar ketika disalurkan lewat perbankan.

 

 



Berita Lainnya
  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.