Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Menyalahkan Presiden

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
26/8/2020 05:00
Menyalahkan Presiden
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BILA demokrasi didefinisikan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, kita semua hafal di dalam kepala. Itu sih definisi klise, kuno.

Akan tetapi, tidak semua orang tahu defi nisi demokrasi ialah proses orangorang memilih seseorang yang kelak mereka salahkan.

Filsuf Bertrand Russell merumuskan definisi demokrasi seperti itu. Presiden Amerika, Allan Trumbull, kurang lebih mengatakan disalahkan, dihina, diludahi, bahkan menjadi sasaran pembunuhan menjadi bagian pekerjaan seorang presiden. Allan Trumbull nama Presiden Amerika yang diperankan aktor Morgan Freeman dalam film Angel Has Fallen.

Film memang fiksi, tetapi yang disampaikan Presiden Allan Trumbull dalam fi lm serupa dengan yang dikatakan filsuf Bertrand Russel dalam defi nisi demokrasi. Lagi pula, film sesungguhnya kenyataan yang di tangan sutradara menjadi rekaan. Bukankah faktanya rakyat Amerika yang pada 2016 memilih Donald Trump kini menyalahkan sang presiden?

Presiden-presiden sebelum Trump mengalami hal serupa, disalahkan rakyat yang memilih mereka. Presidenpresiden setelah Trump pun bakal dipersalahkan rakyat yang memilih mereka sepanjang Amerika menganut demokrasi.

Di sini, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dipilih Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Namanya panitia, dia bersifat sementara. Setelah tugasnya rampung, PPKI bubar. PPKI tidak mungkin menyalahkan Soekarno karena dia keburu bubar. Namun, rakyat menyalahkan Bung Karno, antara lain, atas Demokrasi Terpimpinnya.

Majelis Permusyawaratan Rakyat yang memilih Pak Harto kiranya tak pernah menyalahkan sang presiden. Itu masa otoritarianisme. Sudah barang tentu MPR tidak berani menyalahkan presiden. Rakyat yang tidak memilih Pak Harto yang menyalahkan sang presiden Orde Baru itu.

Habibie menjadi presiden secara otomatis karena menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri. Sebagian orang ternyata juga menyalahkan Habibie, sekurang-kurangnya atas referendum bagi Timor Timur.

Presiden Abdurrahman Wahid dipersalahkan sampai dimakzulkan MPR yang dulu memilihnya. Megawati, penerus Presiden Gus Dur, dipersalahkan atas sejumlah kebijakan semisal privatisasi BUMN.

Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi dua presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Kritik terhadap keduanya boleh jadi makin kencang, lebih kencang daripada presiden-presiden sebelumnya. Boleh jadi makin demokratis pemilihan seseorang, makin kencang pula ia disalahkan. Makin banyak orang yang memilih seseorang, makin banyak orang pula yang menyalahkannya.

Rakyat mengelu-elukan Presiden SBY di awal-awal dia terpilih sebagai presiden di periode pertama. Rakyat kemudian mengkritik dan menyalahkan SBY. Di periode kedua masa pemerintahan SBY, kritik terhadapnya makin kencang. Rakyat, antara lain, menyalahkan SBY sebagai presiden yang lamban mengambil keputusan, gemar pencitraan, dan membiarkan radikalisme.

Presiden Jokowi mengalami hal yang lebih heboh jika dibandingkan dengan SBY. Di era media sosial berjaya sekarang ini, orang menyalahkan Jokowi bukan cuma dengan kebenaran, melainkan juga dengan hoaks.

Menyebut Jokowi mendatangkan banyak tenaga kerja Tiongkok merupakan contoh menyalahkan dengan hoaks. Menyalahkan model begitu juga bersifat segregatif, bisa memunculkan perpecahan bangsa.

Para presiden merespons kritik dengan cara berbedabeda. Megawati cenderung diam. SBY cenderung kalem. Jokowi menjawab aku rapopo, tetapi kalau kritik itu berpotensi memecah belah ia kadang meresponsnya secara tegas.

Intinya, terus-menerus dipersalahkan melekat dalam pekerjaan sebagai presiden di alam demokrasi. Jangan alergi bila dikritik atau disalahkan. Bila tak mau disalahkan, jadi raja atau diktator saja. Presiden yang dipilih secara demokratis semestinya merespons kritik bahkan kecaman sekali pun secara proporsional, bukan emosional.



Berita Lainnya
  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.