Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Tim Pemulihan Ekonomi

Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group
21/7/2020 05:00
Tim Pemulihan Ekonomi
Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KITA menghargai langkah pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Menteri BUMN Erick Thohir yang menjadi ketua pelaksananya bertugas menyelaraskan tugas yang sudah lebih empat bulan dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan upaya menggerakkan perekonomian masyarakat.

Akhir bulan lalu di kolom ini, kita mengusulkan kepada pemerintah membentuk gugus tugas ekonomi. Organisasi itu diperlukan agar bisa cepat mengeksekusi berbagai kebijakan pemulihan ekonomi nasional yang sudah ditetapkan pemerintah. Kita membutuhkan orang yang bisa berkonsentrasi penuh menggerakkan perekonomian nasional tanpa harus terbebani urusan pemerintahan sehari-hari.

Kita tahu wabah covid-19 tidak hanya memengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi juga memukul kegiatan ekonomi. Keharusan untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak membuat kegiatan ekonomi praktis terhenti. Dampak dari upaya kita membatasi penyebaran covid-19 antara lain menurunnya angka penjualan dan penerimaan, terkurasnya arus modal perusahaan, dan kemudian meningkatnya pemutusan hubungan kerja.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo berulang kali mengingatkan, penanganan ekonomi masyarakat tidak kalah penting untuk diperhatikan di samping upaya penanganan covid-19 sendiri. Ada dua alasan setidaknya yang mendasarinya. Pertama, PHK akan membuat masyarakat kehilangan pendapatan dan pekerjaan. Tanpa adanya pendapatan, kemampuan untuk memperoleh makanan yang bergizi akan berkurang dan itu akan memengaruhi imunitas. Tanpa memiliki pekerjaan, orang juga akan depresi serta panik dan itu juga akan berdampak kepada penurunan imunitas.

Kedua, PHK akan membuat orang merasa tidak memiliki harapan. Kalau tidak segera dibantu untuk menyelesaikan persoalannya, orang itu akan terjebak dalam situasi frustrasi. Kita tidak boleh lupa, orang yang lapar akan mudah untuk menjadi marah, a hungry man become an angry man.

Dengan adanya Komite Pemulihan Ekonomi Nasional, diharapkan, ada orang yang diserahi tanggung jawab untuk memikirkan bagaimana perekonomian masyarakat bisa kembali digerakkan. Seperti Ketua Gugus Tugas Doni Monardo, ia harus siap 24 jam menyediakan waktunya untuk menginventarisasi masalah dan mencari jalan keluarnya. Bahkan dalam tiga bulan pertama Doni tidak pernah pulang ke rumah untuk memikirkan cara  mengendalikan penyebaran covid-19 di Indonesia.

Kondisi yang kita hadapi sekarang ini jauh dari menggembirakan. Di samping angka penularan covid-19 yang masih tinggi, perekonomian masih bergeming. Meski pemerintah menyediakan stimulus fi skal hampir Rp700 triliun, pemanfaatannya belum optimal. Termasuk suntikan dana Rp30 triliun yang disalurkan melalui empat bank BUMN.

Kita harus bergerak cepat karena setiap hari keadaan bisa semakin memburuk. Kita masih harus menunggu sampai awal Agustus nanti seberapa dalam perlambatan ekonomi yang terjadi pada kuartal II lalu. Presiden Joko Widodo sudah memberikan indikasi, perekonomian kita akan bisa tertekan sampai minus 4,3%.

Sekarang ini yang perlu dilakukan bagaimana menyediakan anggaran yang mencukupi untuk mengendalikan penyebaran covid-19. Kedua, menjaga daya beli masyarakat, terutama bagi masyarakat miskin yang terdampak covid-19, dengan memberikan dana bantuan tunai. Ketiga, memberikan bantuan modal kerja kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan besar agar mereka bisa tetap berproduksi dan memberikan lapangan pekerjaan kepada lebih banyak orang.

Komite Pemulihan Ekonomi Nasional harus mampu memiliki database tentang jumlah usaha mikro, kecil, menengah, dan besar yang terdampak covid-19 di seluruh Indonesia. Terutama, usaha-usaha yang mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah yang besar, harus diketahui kebutuhannya untuk bisa bergerak kembali kegiatan usahanya. Bahkan, harus dirumuskan skema tentang cara mendapatkan modal kerja itu dan bagaimana kemudian menggembalikannya.

Kemampuan untuk cepat mengambil keputusan, tidak pilih kasih, namun tetap menerapkan sikap prudent merupakan hal yang perlu dimiliki Komite Pemulihan Ekonomi. Kemauan untuk terbuka kepada masukan, mau berkoordinasi, dan mampu untuk mengajak semua komponen bangsa untuk ikut memikirkan cara keluar dari situasi krisis dan kritis ini tidak kalah pentingnya.

Pengalaman Ketua Gugus Tugas Doni Monardo menarik dijadikan pelajaran. Ia menerapkan apa yang disebut dengan 5S dan 1T. Doni menyadari, penanganan covid-19 tidak mungkin dilakukan sendirian. Oleh karena itu, dia membangun struktur, menetapkan sistem, merumuskan strategi, memanfaatkan skill dari para pakar, dan cepat dalam mengambil keputusan. Dari sanalah kemudian ditetapkan target yang ingin dicapai.

Sesudah empat bulan wabah covid-19 melanda Indonesia, tantangan tetap tidak mudah. Kita tetap harus menghindarkan agar jangan sampai masyarakat terpapar covid-19, tetapi secara bersamaan jangan sampai terkapar oleh virus PHK. Pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional tidak terlepas dari keinginan kita untuk membuat masyarakat bisa tetap produktif, tetapi secara bersamaan bisa aman dari ancaman virus korona.

 

 

 



Berita Lainnya
  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik