Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Deurbanisasi

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
05/5/2020 05:30
Deurbanisasi
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SALAH satu dampak dari demokrasi di Indonesia ialah masyarakat suka berkatakata. Tidak berlebihan apabila ada yang mengatakan, kita ‘berhasil’ membangun talking democracy. Apa pun sekarang ini lebih sering menjadi bahan perdebatan daripada menerjemahkannya menjadi aksi nyata.

Masalah mudik dan pulang kampung, misalnya, dijadikan perdebatan berkepanjangan. Padahal bertahun-tahun kita memahami, mudik adalah peristiwa orang pulang untuk bertemu orangtua di kota kelahiran dan kemudian kembali lagi ke kota asal guna bekerja kembali.

Sekarang ini dalam situasi wabah covid-19 ada sesuatu yang berbeda. Perlambatan ekonomi yang terjadi  membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Setidaknya ada sekitar 3 juta warga terkena pemutusan hubungan kerja. Mereka ini ingin pulang kampung dalam arti yang sesungguhnya.

Pulang kampung ini jangan diartikan hanya mereka yang ingin keluar dari Jakarta. Gubernur Bali I Wayan Koster menyampaikan, banyak warga yang selama ini bekerja di Bali tidak sanggup lagi bertahan di sana. Mereka ingin kembali ke kampung halaman.  

Namun, sekarang mereka tertahan di Ketapang, tidak bisa kembali ke kampung halaman karena adanya pembatasan sosial berskala besar. Jumlah orang seperti ini tidaklah sedikit. Wabah covid-19 ternyata menciptakan deurbanisasi.

Apabila dulu kita dipusingkan oleh banyaknya orang dari desa yang ingin pindah ke kota, sekarang ini ada arus balik orang ingin keluar dari kota untuk kembali ke desa. Deurbanisasi ini yang harus dipikirkan jalan keluarnya untuk menghindarkan the hungry man become the angry man.

 Tentu protokol kesehatan harus tetap dijalankan karena kita tidak mau mereka menjadi pusat penyebaran covid-19 di desanya. Mereka itu harus menjalani pemeriksaan dan isolasi mandiri sebelum bisa tinggal di desanya.  Hal kedua yang harus dipikirkan ialah bagaimana memberikan kegiatan produktif bagi mereka di desanya.

Memang, banyak hal bisa dikerjakan di desa. Apalagi biaya kebutuhan relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tinggal di kota. Akan tetapi, tetap mereka tidak boleh menjadi orang yang subsisten. Kita ulangi gagasan untuk menjadikan momentum wabah covid-19 ini sebagai kesempatan untuk melakukan revolusi pertanian.

Kita gerakkan orang di desa untuk mengembangkan pertanian yang lebih modern dan berbasis teknologi agar produktivitas pertanian kita meningkat. Tidak perlu malu untuk kembali menjadi negara pertanian. Kita bisa mengembangkan pertanian seperti yang dilakukan Israel, misalnya.

Semua berbasiskan kepada teknologi dan produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan  manusia modern, yakni pertanian organik. Pertanian tetap akan menjadi pilar kehidupan di masa depan. Semua makhluk hidup membutuhkan hasil pertanian untuk bisa mengembangkan peradabannya.

Kuliner bahkan dijadikan identitas sebuah bangsa, dan itu harus ditopang produk pertanian. Sekarang ini kita mengaku negara agraris, tetapi tidak mampu membangun pertanian yang tangguh. Masih begitu banyak bahan kebutuhan pokok masyarakat yang harus kita impor.

Bahkan karena wabah covid-19 ini, banyak kegiatan pertanian yang terancam eksistensinya. Salah satunya ialah peternakan ayam, baik itu pedaging maupun petelur. Sebentar lagi kita bisa-bisa tidak mendapatkan pasokan yang cukup untuk daging ayam dan telur.

Pasalnya, banyak peternak gulung tikar karena hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya produksi. Kalau para peternak dibiarkan mati seperti sekarang ini, ke depan kita akan menghadapi ancaman keterbatasan pasokan protein hewani.

Di tengah kelangkaan dan mahalnya daging sapi, selama ini daging ayam dan telur menjadi pengganti sumber protein hewani bagi masyarakat. Wabah covid-19 dan deurbanisasi yang terjadi seharusnya bisa kita jadikan momentum untuk memperbaiki strategi pembangunan pertanian.

Tepat apabila Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Agraria untuk mencari lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian.

Apalagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengalokasikan anggaran untuk program padat karya tunai di desa-desa. Apabila Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Kementerian Desa memfokuskan kegiatan untuk pembangunan pertanian, beberapa tahun ke depan kita pantas berharap bisa memiliki pertanian yang tangguh.



Berita Lainnya
  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik