Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Valentine dan Korupsi

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
15/2/2020 05:10
Valentine dan Korupsi
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ALKISAH lelaki Betawi bertarung dengan lelaki Belanda memperebutkan perempuan cantik bernama Entin. Mereka bertarung menggunakan golok. Tanpa sengaja golok yang dipegang lelaki Betawi mengenai kepala Entin. Dia pun berteriak dalam logat Betawi, "Pale Entin, pale Entin." Pale maksudnya kepala. Orang Belanda mendengar teriakan 'pale Entin' serupa 'valentine'. Dari situlah istilah valentine muncul.

Itu memang cuma anekdot yang pernah saya dengar pada peringatan Hari Valentine atau 'Hari Kasih Sayang' 14 Februari beberapa tahun silam. Namun, bagi saya, anekdot itu merupakan ungkapan 'protes' atas larangan perayaan Hari Valentine karena itu bukan budaya Indonesia. Anekdot itu ingin mengatakan Valentine juga budaya kita.

Bila Valentine bukan budaya Indonesia, mungkin korupsilah budaya Indonesia. Budaya korupsi di Indonesia bahkan naik pangkat karena disertai budaya buron. Jadilah kita punya budaya korupsi lalu buron. Budaya korupsi lalu buron dilakoni bekas sekretaris MA Noerhadi dan calon anggota legislatif Harun Masiku. Disebut budaya karena korupsi yang diikuti buron terjadi berturut-turut, jadi semacam kebiasaan.

Tak enak memang menyebut korupsi budaya kita. Namun, per definisi tidak salah juga bila korupsi disebut budaya. Budaya secara umum ialah kebiasaan atau cara hidup yang senantiasa dipraktikkan suatu masyarakat. Di sini mengurus segala sesuatu, mulai mengurus kelahiran sampai kematian, tak bakal bila tak menyediakan upeti.

Secara antropologis, korupsi berkaitan dengan budaya. Korupsi terjadi karena kita masih menganut budaya malu atau shame culture. Orang baru malu bila perbuatan buruknya ketahuan orang lain. Sepanjang tidak ketahuan, tak mengapa berbuat buruk.

Namun, bahwa kita punya budaya malu pun perlu dipertanyakan. Pasalnya, para tersangka korupsi itu meski ketahuan dan tertangkap KPK bukannya tertunduk malu, malah terlihat semringah di depan kamera media.

Korupsi tidak menjadi budaya di satu masyarakat bila mereka memiliki budaya bersalah (guilt culture). Orang yang punya budaya bersalah tetap merasa bersalah dan serasa dikejar dosa bila dia berbuat buruk meski orang lain tidak mengetahuinya. Perasaan bersalah dan dikejar dosa ini membuat orang menghindari perilaku koruptif meski KPK tidak mengetahuinya.

Kembali ke urusan Hari Valentine, gara-gara menganggap Valentine bukan budaya Indonesia, banyak pemerintah daerah melarang orang memperingatinya. Pemerintah Kota Banda Aceh, misalnya, melarang warganya merayakan Valentine.

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar bahkan mengharamkan perayaan Valentine karena 'Hari Kasih Sayang' itu bukan budaya Islam, tidak diajarkan Islam, berasal dari tradisi agama lain. Akan tetapi, Arab Saudi yang sering dijadikan rujukan beragama oleh orang Indonesia sudah mengizinkan perayaan Valentine sejak 2018. Dunia rupanya sudah terbolak-balik. Ketika Arab Saudi semakin terbuka, kita justru semakin sempit dalam beragama.

Hari Valentine sudah menjadi budaya global. Tidak ada satu negara pun, apakah Romawi, Yunani, Amerika, atau Inggris, yang mematenkan Hari Valentine sehingga negara lain tak boleh merayakannya.

Yang paling konyol Pemerintah Kota Makassar. Saat menjelang perayaan Hari Valentine, Pemkot Kota Makassar mengeluarkan imbauan larangan menjual kondom secara bebas. Pemkot Makassar berasumsi Hari Valentine menjadi ajang muda-mudi melakukan seks bebas.

Ini yang otaknya kotor siapa, pemkot atau muda-mudi Makassar? Hari Valentine itu hari kasih sayang, bukan hari 'sayang-sayangan'. Kasih sayang itu bukan cuma untuk kekasih atau pacar, tetapi untuk orang-orang terkasih seperti orangtua, anak, saudara, istri, suami, juga untuk orang-orang yang perlu 'dikasihani' semisal orang yang hidupnya susah.

Akan tetapi, koruptor, apalagi yang buron, tidak pantas dikasihi atau dikasihani di 'Hari Kasih Sayang' sekalipun. Koruptor dikasihi dan dikasihani dengan diberi remisi justru pada peringatan hari-hari besar keagamaan dan hari kemerdekaan.

Bila ingin melarang, jangan larang perayaannya, melainkan laranglah cara-cara maksiat yang mungkin terjadi ketika orang merayakannya. Bila terjadi perbuatan maksiat, misalnya perkosaan atau korupsi, dalam perayaan apa pun, apakah Hari Valentine, Hari Natal, Hari Lebaran, hari kemerdekaan, atau Hari Kartini, tindaklah perbuatan maksiat itu, bukan melarang perayaannya.



Berita Lainnya
  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.