Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Maruarar Sirait Pastikan Dukungan Anies Berimabas Negatif ke Pramono-Rano

Devi Harahap
23/11/2024 13:19
Maruarar Sirait Pastikan Dukungan Anies Berimabas Negatif ke Pramono-Rano
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil.(MGN)

PERTARUNGAN Pilkada Jakarta 2024 semakin menunjukkan persaingan yang ketat, khususnya antar pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Ridwan Kamil - Suswono dan paslon nomor urut 3 Pramono Anung - Rano Karno. Untuk meningkatkan keterpilihan, kedua paslon berusaha mencari endorsement dukungan kepada berbagai tokoh.  

Politikus Gerindra, Maruarar Sirait mengucapkan terima kasih kepada mantan Anies Baswedan yang secara resmi menyatakan dukungannya kepada Pramono-Rano di Pilkada Jakarta 2024. Menurutnya, dukungan itu akan membuat pemilih nasionalis non muslim berpindah ke Ridwan Kamil. 

“Kemudian pemilih-pemilih non muslim akan meninggalkan Rano Karno karena didukung Anies. Meninggalkan Pramono karena didukung oleh Anies. Ini kan baru terjadi belakangan,” kata Maruarar Sirait kepada Media Indonesia di Jakarta pada Jumat (22/11).

Pria yang disapa Ara itu yakin, akibat dukungan itu, pemilih PDIP akan berpindah dari Pramono-Rano karena sosok Anies dianggap bertolak belakang dengan ideologi pemilih PDIP. 

“Saya juga akan datang ke beberapa tempat basis non muslim. Saya yakin basis-basis non muslim itu akan berkurang yang mendukung Pramono karena efek Anies. Kalau menurut saya, ya memang sudah begitu,” tuturnya. 

Ara mengatakan itu dengan berkaca dari pengalaman proses pencalonan Suswono selaku kader PKS yang dipasangkan dengan Ridwan Kamil. Ia menjelaskan bahwa pada awal deklarasi pasangan Rido, ada pemilih non muslim yang berpindah haluan. 

“Ini juga terjadi pada saat Suswono menjadi wakil RK, saya tidak memungkiri ada basis-basis dukungan RK dari kalangan non muslim turun karena wakilnya PKS. Kita tidak bisa memungkiri pemilih di Jakarta juga masih mempertimbangkan kedekatan ideologi dan agama,” jelasnya.

Di satu sisi, Ara mengklaim masyarakat non muslim yang tadinya mendukung Pramono-Rano juga akan beralih dukungan ke pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Hal tersebut lantaran adanya efek dukungan dari Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo.

“Itu prediksi saya, karena konsolidasi terjadi. Makanya suara Pram makin lama makin turun karena pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi konsolidasi,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, survei yang dirilisnya belum memiliki bukti empirik yang meyakinkan terkait dampak endorsement yang dilakukan Anies Baswedan maupun Prabowo Subianto dan Jokowi di Pilkada Jakarta apakah mempengaruhi pilihan pemilih.

“Karena surveinya dilakukan dengan persis berbarengan pada saat para tokoh itu turun jadi efeknya itu belum ketangkap sepenuhnya. Kemungkinan efeknya akan ketangkap nanti, tanggal 27, hanya masalahnya surveinya sudah selesai tanggal 21 November. Jadi saya harus rendah hati untuk mengatakan survei ini belum mampu sepenuhnya menangkap efek itu,” ujar Burhan.

Lebih lanjut, Burhan menyatakan wajar apabila Ara sangat optimis dengan endorsement yang dilakukan Jokowi dan Prabowo meningkatkan elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono. Sementara endorsement Anies menurunkan keterpilihan Pramono-Rano.

“Tetapi tadi sudah diingatkan sama saya, bahwa surveinya belum bisa kita ambil kesimpulan efek Pak Jokowi, efek Pak Prabowo otomatis menaikkan Ridwan Kamil, atau efek Anies menaikkan suara Pramono. Karena lagi-lagi data surveinya sebagian besar sudah selesai, nyaris bersamaan atau bahkan setelah para tokoh tadi menyatakan dukungan kepada Ridwan ataupun kepada Pramono,” tuturnya. 

Dengan metode ilmiah, Burhanuddin mengatakan, tak mudah juga memotret pengaruh dukungan para tokoh tersebut kepada jagoannya masing-masing yakni Ridwan Kamil dan Pramono. Sebab ada sejumlah variabel yang perlu ditekankan dalam survei. Sebelum mengetahui pengaruh dukungan para tokoh tersebut.

“Jangan lupa untuk bisa mengetahui efek itu ada banyak bagian. Satu, yang tahu dukungan Anies kepada Pramono berapa banyak. Bagaimana punya efek kalau misalnya mereka tidak tahu bahwa Anies yang mereka idolakan mendukung Pramono,” katanya.

Di lain sisi, informasi terkait berapa banyak statistik pendukung yang berpengaruh atau pindah haluan terhadap dampak endorsement Jokowi terhadap Ridwan Kamil juga sulit untuk dijangkau. Belum lagi, variabel responden yang tahu bahwa Prabowo itu mendukung Ridwan Kamil.

“Karena dalam survei juga tidak bisa hanya menanyakan pada responden yang tahu. Kalau pun responden tahu, apakah mereka akan mengikuti enggak saran dari para tokoh yang mereka idolakan,” jelasnya. 

Kendati demikian, Burhan mengingatkan bahwa pemilih Jakarta yang mayoritas merupakan pemilih rasional dengan tingkat otonomi yang tinggi, tidak akan mudah terpengaruh hanya karena endorsment. 

“Walaupun didukung oleh tokoh-tokoh yang disukai pemilih, tapi soal pilihan di Pilkada itu kembali ke hati nurani mereka masing-masing. Dan jangan lupa, di semua wilayah yang paling tinggi tingkat otonomi memilih itu Jakarta. Jadi kami punya kemewahan untuk melakukan survei di semua wilayah,” tandasnya.(Dev/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya