Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Survei Indikator, Basis Pemilih PDIP di Sumut Condong ke Bobby Nasution

Tri Subarkah
08/11/2024 18:47
Survei Indikator, Basis Pemilih PDIP di Sumut Condong ke Bobby Nasution
Calon Gubernur Sumut Bobby Nasution .(Antara Foto/Rivan Awal Lingga)

PENDUKUNG PDIP di Sumatra Utara cenderung lebih memilih calon gubernur-wakil gubernur Bobby Nasution-Surya dalam sigi yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 28 Oktober-3 November. Padahal, PDI Perjuangan merupakan partai pengusung Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala

Suara pemilih PDI Perjuangan justru lebih banyak diberikan kepada pasangan Bobby Nasution-Surya. Berdasarkan sigi tersebut, basis pemilih PDI Perjuangan yang memilih Edy-Hasan hanya 33,8%, sedangkan Bobby-Surya mencapai 59,6%.

"PDIP sebagai pengurusnya (Edy-Hasan) itu 33,8% sedikit di atas suara rata-rata. Ini tampak tidak solid, kebanyakan justru memilih pasangan Bobby-Surya," ujar peneliti utama Indikator, Hendro Prasetyo, dalam rilis bertajuk Siapa Juara di Sumatera Utara? Kinerja Petahana dan Dampak Elektoralnya, Jumat (7/11).

Basis partai yang paling banyak memilih Edy-Hasan adalah PKS, yakni 50%. Sedangkan Bobby-Surya 43,3%, dengan 6,7% menjawab tidak tahu. Basis pemilih PKB juga cukup signifikan memilih Edy-Hasan dengan 49,9%, sedangkan Bobby-Surya 46,6% dengan 3,5% responden tidak tahu.

Bobby-Surya sendiri cukup banyak dipilih oleh responden yang menjadi basis pendukung Gerindra, yaitu 71,8%. Sementara, pendukung Geridnra yang mendukung Edy-Hasan hanya 25,1%. Responden pemilih Partai Golkar juga lebih banyak memilih Bobby-Surya dengan 69,5% dibanding Edy-Hasan yang hanya 25,8%.

Hendro menilai, fenomena basis pemilih PDI Perjuangan yang lebih memilih Bobby-Surya dikenal dengan istilah split ticket voting. Artinya, seseorang memilih partai A, tapi calon yang dipilih bukan berasal dari yang didukung partai tersebut. Menurutnya, fenomena itu adalah hal biasa.

"Artinya ada perbedaan antara keputusan elite mendukung calon tertentu dengan para pendukung partai itu. Bisa juga karena memang pilihan orang antara partai dengan tokoh itu bisa jadi beda. Itu wajar saja. Tapi ini adalah indikasi seberapa solid dukungan itu mendapatkan support dari para pemilih," pungkasnya. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya