Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Putusan MK Nomor 60 Belum Signifikan Tekan Calon Tunggal

Tri Subarkah
01/9/2024 22:22
Putusan MK Nomor 60 Belum Signifikan Tekan Calon Tunggal
Gedug Mahkamah Konstitusi(dok.Antara)

MAHKAMAH Konstitusi (MK) dinilai telah membuka keran pencalonan kepala daerah yang lebih inklusif kepada partai atau gabungan partai politik pada Pilkada 2024 lewat Putusan Nomor 60/PUU/XXII/2024. Putusan itudibacakan pada 20 Agustus lalu, 7 hari sebelum pendaftaran bakal pasangan calon kepala daerah dimulai oleh KPU.

Kendati demikian, putusan tersebut dinilai belum secara signifikan menekan lahirnya calon tunggal di daerah. Hingga pendaftaran ditutup pada 29 Agustus, KPU mencatat ada 1 provinsi dan 42 kabupaten/kota yang hanya didaftarkan oleh satu pasangan calon.

Dibandingkan Pilkada 2020, presentase calon tunggal pada Pilkada 2024 memang mengalami penurunan, yakni 7,89%. Namun, Pilkada 2020 tak dilakukan secara serentak se-Indonesia. Adapun selama rangkaian Pilkada 2017-2020, terdapat 50 calon tunggal atau setara dengan 9,17%.

Baca juga : KPU Jamin Pendaftaran Calon Kepala Daerah Merujuk Putusan MK

Anggota dewan pembina Perludem, Titi Anggraini, mengatakan bahwa penurunan tipis calon tunggal kali ini lebih disebabkan oleh mepetnya putusan MK dengan tahap pendaftaran. Dalam jeda sepekan setelah Putusan MK Nomor 60 dibacakan, ia mengatakan konsolidasi partai politik untuk mengusulkan calon sudah cenderung terbentuk.

"Saat itu rekomendasi partai sudah terbit, konfigurasi sudah mulai terbentuk. dan sudah mulai ada kesepakatan, membentuk koalisi," jelas Titi dalam diskusi daring yang digelar The Constitutional Democracy Initiative (Consid), Minggu (1/9).

Kendati demikian, konfirgurasi yang dikonsolidasikan oleh para elite politik dalam menentukan pasangan calon setelah putusan MK keluar pada akhirnya tidak terkait dengan DNA Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus. Titi menyebut, di Surabaya dan Malinau, pasangan calon tunggal yang maju justru diusulkan oleh 18 partai politik, termasuk yang tidak bergabung dengan KIM plus.

"Di Bangka, Bangka Selatan, dan Kota Pangkalpinang, semuanya adalah (calon tunggal) petahana dan kader PDIP. Artinya semua parpol yang mendukung si calon tunggal ini, terlepas KIM plus atau bukan," sambung Titi. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya