Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Wacana Kotak Kosong Meningkat dalam Pilgub Sulsel 2024

Lina Herlina
26/7/2024 09:40
Wacana Kotak Kosong Meningkat dalam Pilgub Sulsel 2024
Ketua Bapilu Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Sulsel, Syamsu Rizal MI(PKB)

WACANA kotak kosong makin meluas di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), setelah sejumlah partai politik mengisyaratkan diri mengusung salah satu bakal calon kepala daerah di Pilgub Sulsel, pada 27 November.

Dukungan partai politik (parpol) lebih mengarah kepada calon pasangan Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulsel 2024, seperti NasDem (17 kursi), Gerindra (13 kursi), Demokrat (7 kursi), dan PAN (4 kursi). Sehingga pasangan Sudirman-Fatma hampir pasti mengantongi 41 kursi dari total 85 kursi di DPRD Sulsel .

Dengan demikian, sisa Golkar (14 kursi), PKB (8 kursi), PKS (7 kursi), dan Hanura (1 kursi) yang belum bersuara. Tapi, kemungkinan besar, partai-partai tersebut masih akan mengusung Sudirman-Fatma.

Baca juga : Disebut belum Cukup Umur untuk Maju Pilgub, Begini Respons Kaesang Pangarep

PPP (8 kursi) dan PDIP (6 kursi) sudah memberikan surat tugas sebagai bakal calon Gubernur Sulsel kepada Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto. Danny masih membutuhkan 3 kursi lagi agar bisa mencukupkan kondisi maju di kontestasi Pilgub Sulsel.

Melihat fenomena tersebut, Ketua Bapilu Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Sulsel, Syamsu Rizal MI alias Daeng Ical, angkat bicara dan mengaku partai besutan Muhaimin Iskandar itu belum menentukan sikap dalam Pilgub Sulsel 2024, dengan alasan masih melihat perkembangan dukungan partai lainnya. Lantaran PKB sebenarnya bisa mencukupkan kursi Danny Pomanto untuk bisa maju di Pilgub Sulsel 2024.

Daeng Ical menegaskan, partainya masih menunggu arah Partai Golkar di Pilgub Sulsel. Pasalnya mereka peraih suara kedua terbanyak kursi DPRD Sulsel setelah NasDem. 

Baca juga : Elite PKB Ingin Kakak Cak Imin Jadi Lawan Khofifah di Pilgub Jatim

“Jika Golkar sudah mengambil keputusan dan melepas yang menjabat PKB, maka PKB akan menghitung ulang. Kita bikin poros baru atau kita bikin romantis Sulsel,” tegasnya.

Prof Sukri Tamma, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Makassar, belum mau mengambil kesimpulan jika terjadi lagi kotak kosong pada Pilkada di Sulsel. “Potensinya tentu ada, karena partai cenderung mendukung kandidat yang potensi menangnya lebih besar dan dekat dengan kepentingan mereka,” katanya.

Kendati demikian, tentu semua akan menunggu sampai akhir pendaftaran calon kepala daerah ditutup. "Apakah betul semua partai akan mendukung, atau akan ada kandidat lain. Itu akan kita lihat. Kalau ada kandidat memborong partai, saya kira tidak akan lama dideklarasikan," lanjut Prof. Sukri.

Baca juga : Hasil Mukernas, PKB Desak Pemerintah Cegah PHK Massal

Hanya saja, dengan kondisi itu, maka pilihan masyarakat menjadi terbatasi. Kotak kosong membuat masyarakat tidak punya pilihan alternatif, padahal banyak figur yang layak bersaing di Sulsel.

Terpisah, Pakar Politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Alauddin Makassar, Prof. Firdaus Muhammad , menduga wacana kotak kosong muncul karena adanya campur tangan elite pusat. Kendati begitu, kata dia, pertarungan kotak kosong dalam kontestasi politik adalah hal yang wajar.

"Ada manuver elite yang ingin kotak kosong dan itu wajar. Hanya saja, untuk membangun demokrasi di Sulsel sebaiknya lebih dari satu pasangan agar masyarakat memiliki pilihan. Apalagi banyak figur yang layak diusung oleh parpol. Baik dari kalangan kader parpol maupun figur independen," ungkapnya. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya