WALI Kota Binjai Muhammad Idaham tidak dapat mencalonkan diri kembali dalam Pilkada 2020 karena telah menjabat selama dua periode berturut-turut. Tak mau ada pembangunan yang terputus, ia pun mendorong sang istri, Lisa Andriani Lubis, untuk berikhtiar melanjutkan berbagai kemajuan yang telah dicapai.
Diusung PDIP, NasDem, PAN, dan Hanura dengan total 11 kursi DPRD, Lisa kemudian menjadi calon didampingi Sapta Bangun dengan nomor urut 2. Keduanya merencanakan berbagai program terbaik untuk memastikan keberlanjutan pembangunan Kota Binjai.
Sejak awal hingga masa akhir jabatannya, Muhammad Idaham mampu mencetak hasil kinerja yang cukup mentereng. Berdasarkan data kekinian BPS, perekonomian Binjai pada 2019 meningkat lagi menjadi 5,51% ketimbang di 2018 yang sudah tumbuh 5,46%. Pertumbuhan ekonomi Binjai 2019 juga melampaui rata-rata nasional yang sebesar 5,02%.
Kemudian, bayi yang lahir di Binjai pada 2019 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 72,25 tahun, atau lebih lama 0,30 tahun daripada tahun sebelumnya. Anak-anak yang pada 2019 berusia 7 tahun juga memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 13,61 tahun, atau lebih lama 0,02 tahun jika dibandingkan dengan di 2018.
Penduduk berusia 25 tahun ke atas rata-rata telah menempuh pendidikan selama 10,77 tahun, atau lebih lama 0,02 tahun ketimbang tahun sebelumnya. Adapun pada 2019, masyarakat Binjai tercatat memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita Rp11,26 juta per tahun. Angka itu meningkat Rp510 ribu daripada tahun sebelumnya.
Ditambah satu lagi capaian Muhammad Idaham yang mencolok, yakni indeks pembangunan manusia (IPM). BPS juga mencatat bahwa pembangunan manusia di Binjai terus mengalami kemajuan. Pada 2019, IPM Binjai mencapai 75,89 atau tertinggi kedua di Sumatra Utara. Angka itu meningkat 0,68 poin atau tumbuh 0,90% jika dibandingkan dengan di 2018.
Bahkan, pasangan nomor urut 3, Juliadi-Amir Hamzah, menyatakan angka IPM menjadi bagian dari tolok ukur visi dan misi mereka. Yakni, mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan profesional.
Salah satu kebijakan prioritas yang akan mereka lakukan dalam merealisasikan misi ini ialah pemanfaatan teknologi informasi. Dalam implementasinya, mereka akan menggunakan sistem yang sudah diterapkan di daerah berjuluk Kota Rambutan tersebut.
Paslon nomor urut 1 Rahmat Sorialam dan Usman Jakfar pun mengakui tren angka IPM Binjai dalam kondisi sangat baik sehingga hal yang dapat lakukan ialah mempertahankan capaian tersebut.
Sebagai paslon yang memiliki benang merah kuat dengan pemerintahan daerah sebelumnya, pasangan Lisa-Sapta tentu juga menjadikan capaian IPM Binjai di era Muhammad Idaham sebagai pijakan utama. “Sehingga kami sudah punya konsep untuk membuatnya lebih baik daripada sekarang, memperbaiki kekurangannya,” ujar Lisa.
Selain kinerja pembangunan manusia yang telah dicapai, Lisa dan Sapta juga akan melanjutkan kesuksesan lain seperti di bidang kesehatan. Keduanya akan meningkatkan kapasitas aplikasi pelayanan kesehatan yang sudah ada, salah satunya aplikasi e-posyandu.
Sumber: Pemkot Binjai/KPU Kota Binjai/Tim MI/Riset MI-NRC
Terobosan
Di samping melanjutkan kebijakan dan program yang sudah dijalankan pemerintahan sebelumnya, mereka juga akan melakukan berbagai terobosan. Salah satunya terkait dengan pandemi covid-19.
Dalam visinya mewujudkan Binjai Cerdas Menuju Kota Mandiri, Lisa-Sapta akan memprioritaskan anggaran daerah untuk bantuan kepada warga terdampak pandemi. Mereka juga bakal membentuk pokja yang khusus mendorong Demi Kesinambungan Pembangunan di Kota Rambutan Kekuatan dan peluang tiga pasangan calon di Pilkada Kota Binjai relatif berimbang. Pemenangnya nanti diyakini hanya akan unggul tipis. produktivitas UMKM yang tertekan akibat pandemi.
Terobosan lainnya terkait dengan pemberantasan narkotika yang sudah merajalela. Salah satu kebijakan baru mereka bila terpilih ialah mewajibkan pasangan calon pengantin untuk menjalani tes urine.
Upaya preventif lainnya ialah dengan mengenjot kampanye antipenyalahgunaan narkotika, khususnya oleh dua gerakan kepemudaan yang selama ini melibatkan Lisa secara aktif. Kedua gerakan itu ialah Generasi yang Punya Rencana (Genre) dan Calon Pengantin (Catin).
Berkaca dari hasil pilkada lima tahun lalu, pengamat politik USU Medan Fernanda Putra Adela menilai Juliadi punya kans bila mampu memaksimalkan konstituen yang mendukungnya dulu. Saat itu, Juliadi yang berpasangan dengan Muhammad Tulen dan diusung PDIP dan PAN berada di peringkat dua dengan 46.906 suara atau 37,69%. Ia kalah dari Muhammad Idaham- Timas Tarigan yang mendulang 47.606 atau 38,25% suara.
Menurut Fernanda, kekuatan tiga paslon Pilkada Binjai cukup berimbang. “Binjai ini menariknya tidak ada pasangan calon yang dominan. Berbeda dengan kebanyakan pilkada di daerah lain di Sumut yang bisa dipetakan dengan jelas,” ujar Tata.
Penilaian senada dikemukakan Labayk Simanjorang. “Peluangnya sama, tinggal bagaimana ketiga paslon tersebut dapat lebih menarik simpati masyarakat,” ujar mantan komisioner KPU Binjai itu. (X-8)