Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEKRETARIS Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti disebut akan menempati pos Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah setelah menemui Presiden terpilih Prabowo Subianto, kemarin. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan menilai seabrek pekerjaan rumah (PR) telah menanti Abdul Mu'ti untuk membenahi pendidikan dasar dan menengah.
"PR-nya banyak misalnya dari segi indeks pendidikan harus meningkat, sarana prasarana meningkat, kesejahteraan guru dan honorer. Lalu, soal anggaran pendidikan, Penerimaan Peserta Didik Baru juga masalah, dan seabrek masalah lainnya," kata Cecep, kepada Media Indonesia, Selasa (15/10).
Cecep menilai Abdul Mu'ti harus ditunjang oleh para Direktur Jenderal yang profesional dan mengerti masalah pendidikan di Indonesia. Selain itu, Abdul Mu'ti juga perlu melakukan riset dan evaluasi atas kebijakan yang telah dilakukan oleh menteri sebelumnya.
Baca juga : Dipanggil Prabowo, Abdul Mu'ti Diminta Jadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah
"Kurikulum Merdeka juga perlu diubah total. Adakan riset, mana yang bagus dan mana yang kurang. Sepertinya banyak yang kurang karena lihat prestasi melorot. Lalu, soal ujian nasional perlu ada lagi. Harus ada evaluasi pendidikan secara nasional walaupun tidak dikaitkan dengan kelulusan siswa," katanya.
Lebih lanjut, Cecep menilai sosok Abdul Mu'ti memang tepat untuk mengisi kursi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah karena memiliki latar belakang akademisi yang kuat dan rekam jejak baik dalam bidang pendidikan.
"Saya kira Pak Prabowo sudah bisa memilih orang yang tepat di situ. Maksudnya dia lebih profesional untuk menangani pendidikan dasar dan menengah karena ada pengalaman di situ," katanya.
Cecep juga mencermati pemisahan atau pemecahan Kemendikbudristek menjadi tiga Kementerian baru, salah satunya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain untuk membagi kekuasaan, pemisahan Kementerian dilakukan agar lebih fokus menangani persoalan di ranah pendidikan.
"Selain itu, Pak Prabowo juga harus tegas soal anggaran pendidikan yang 20% dari APBN itu hanya untuk tiga kementerian. Jadi jangan diambil lagi anggaran pendidikan yang 20% ini, karena bagaimana kita mau meningkatkan mutu pendidikan karena anggarannya tidak cukup. Program sebaik apapun tidak akan terlaksana dengan baik. Jadi anggaran untuk pendidikan jangan hanya sisa-sisa," katanya. (Faj/P-3)
Wisuda kali ini diikuti 272 peserta dari empat fakultas.
Pimpinan Muhammadiyah sudah menghitung dan menetapkan bahwa Ramadan 1445 H jatuh pada Senin (11/3).
Peran penting Muhammadiyah akan terus dimaksimalkan sebagai bukti bahwa gerakan Islam ini hadir untuk Islam yang berkemajuan, rahmatan lil alamin, dan pro pada kehidupan
Kegiatan ini menjadi momentum yang sangat penting dalam memperkuat konsolidasi Muhammadiyah di Bandung Raya.
KETUA Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sungguh prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas kematian sangat besar dalam tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Kab.Malang.
Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Gerindra, blak-blakan tidak semua pembantu presiden seirama. Jika begitu, apakah reshuffle tinggal menunggu waktu?
Apa pula yang harus dilakukan Prabowo agar kabinet gemuknya bisa gesit bekerja tanpa gangguan-gangguan yang justru datang dari jajarannya?
Pertaruhan sangat besar kini dihadapi Prabowo dengan kabinet gemuknya? Mampukah dia memenanginya?
Menteri Kehakiman Prancis Eric Dupond-Moretti dituduh menyalahgunakan jabatan dan kantornya untuk menyelesaikan masalah pribadi.
Perombakan kabinet dikabarkan bakal dilakukan di beberapa kementerian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved