Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi bukti bahwa kerajaan ini pernah jaya di Nusantara pada masa lampau. Seperti yang kita ketahui, pengaruh kerajaan maritim yang didirikan Dapunta Hyang Sri Jayasana ini sangat besar terhadap perkembangan Indonesia hingga saat ini.
Kerajaan yang berpusat di sekitar tepian Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan ini juga dikenal sebagai pokok penyebaran agama Buddha. Di masa kejayaannya, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan agama Buddha di Sumatera, Jawa dan sekitarnya.
Bukti kebesaran kerajaan Sriwijaya tersebut dapat dilihat dari berbagai peninggalannya di sejumlah wilayah Indonesia. Setidaknya ada lebih dari 10 peninggalan berupa candi dan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang masih ada di Indonesia hingga saat ini.
Baca juga : Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Raja-raja, Peninggalan Prasasti, hingga Karya Sastranya
Dikutip dari berbagai sumber, berikut peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang membuktikan kejayaannya sebagai kerajaan maritim terbesar di Indonesia.
1. Prasasti Kedukan Bukit
Saat menjelajah Sungai Batang tepatnya di daerah Kedukan Bukit, Kota Palembang, kamu akan menemukan prasasti peninggalan Sriwijaya yang disebut Kedukan Bukit.
Baca juga : 16 Peninggalan Kerajaan Kutai Beserta Penjelasannya Lengkap
Peninggalan Sriwijaya ini memiliki angka tahun 686 M yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta. Informasi yang disampaikan di sini yaitu tentang kisah kemenangan Kerajaan Sriwijaya dan sepenggal cerita tentang Dapunta Hyang.
2. Prasasti Telaga Batu
Bukti kebesaran Kerajaan Sriwijaya selanjutnya adalah Prasasti Telaga Batu. Bukti bersejarah ini juga ditemukan di Kota Palembang, tepatnya di daerah Kolam Telaga Biru, Kecamatan Ilir Timur. Pada prasasti tersebut terdapat kutukan terhadap orang-orang jahat di wilayah Kerajaan Sriwijaya maupun orang-orang yang tidak patuh terhadap perintah raja.
Baca juga : 3 Peninggalan Kerajaan Majapahit, Mulai dari Candi, Prasasti Hingga Kitab
3. Prasasti Talang Tuo
Beralih ke sebelah barat Palembang, di sini kamu akan menemukan prasasti Talang Tua, yaitu tepatnya di Desa Gandus. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa pada tanggal 23 Maret 684 M sebuah taman bernama Sriksetra didirikan.
Taman tersebut ditanami tanaman-tanaman yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat untuk kemakmuran makhluk hidup di bawah pemerintahan Sri Baginda Sri Jayanasa.
Baca juga : Menikmati Sushi dan Salad Bar di Ji Restaurant, Tepi Laut Canggu, Bali
4. Prasasti Kota Kapur
Beranjak ke Pulau Bangkan, kamu akan menemukan Prasasti Kota Kapur yang berisi kalimat-kalimat kutukan. Kutukan tersebut ditujukan pada mereka yang kala itu berani melanggar perintah Raja Sriwijaya. Semua kutukan tersebut ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dalam aksara Pallawa.
5. Prasasti Karang Berahi
Baca juga : Tiongkok dan India Timbun Stok, Permintaan Batu Bara akan Melambat
Peninggalan kerajaan Sriwijaya juga bisa kamu temukan di Jambi, yaitu Prasasti Karang Berahi yang berada di Desa Karang Berahi, Merangi. Seperti prasasti lainnya, prasasti ini juga berisi kutukan dan ancaman terhadap orang jahat dan tidak setia terhadap perintah Raja Sriwijaya.
Usia peninggalan bersejarah ini pun diperkirakan tidak jauh berbeda prasasti Kota Kapur, dan sama-sama menggunakan bahasa Melayu kuno.
6. Prasasti Palas Pasemah
Baca juga : 8 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang Wajib Kamu Ketahui
Bukti peradaban Sriwijaya juga bisa dilihat dari peninggalan yang ditemukan di Lampung Selatan, yaitu di Desa Palas Pasemah. Prasasti Pasemah ini bertuliskan kutukan-kutukan untuk orang jahat yang tidak setia pada Raja Sriwijaya dalam bahasa Melayu Kuno dan huruf Pallawa.
7. Prasasti Ligor
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya bukan hanya ada di Indonesia saja, buktinya ada prasasti Ligor yang ditemukan di kawasan Thailand selatan. Nakhon Si Thammarat merupakan sosok yang menemukan benda bersejarah tersebut.
Baca juga : 10 Tari Bali yang Terkenal, Buat Wisatawan Jatuh Cinta
Di atasnya, tertuang kisah Raja Sriwijaya dan perjuangannya dalam membangun sebuah Tisamaya Caitya untuk Kajara.
8. Prasasti Hujung Langit
Di Lampung Barat, tepatnya daerah Harakuning, Desa Hanakau, Kecamatan Sukau, kamu akan menemukan prasasti Hujung Langit. Pada prasasti yang berada di Situs Harakuning tersebut terdapat pahatan 18 baris tulisan dalam huruf Jawa Kuno dan bahasa Melayu Kuno. Berdasarkan para ahli, prasasti Hujung Langit berangka tahun 919 Saka (997 Masehi).
Baca juga : Vivere Hotel, Artotel Curated Ikut Meriahkan Program 'Jelajah Nusantara' dari Artotel Wanderlust Tahun 2024
9. Prasasti Leiden
Prasasti Leiden merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang berupa lempengan tembaga berbahasa Sansekerta dan berangka tahun 1005. Selain menggunakan bahasa Sansekerta, prasasti Leiden juga ditulis menggunakan bahasa Tamil. Di dalamnya tertuang kisah hubungan dinasti Chola dan dinasti Syailendra pada masa itu.
10. Prasasti Nalanda
Baca juga : Mengapa Harga Beras Global Tinggi?
Peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya juga ditemukan di Nalanda, India. Prasasti yang ditulis oleh Raja Dewapaladewa dari Benggala ini menggunakan bahasa Sansekerta.
Dalam prasasti tersebut, berisi permintaan Raja Balaputradewa dari Suwarnadwipa agar Raja Dewapaladewa mendirikan sebuah vihara di Nalanda.
Selain berbentuk prasasti, Kerajaan Sriwijaya juga memiliki peninggalan berupa candi-candi bercorak Hindu-Budha yang masih terjaga hingga saat ini, yaitu:
Baca juga : Indonesia Dorong Negara Pesisir Samudera Hindia Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami
1. Candi Muara Takus
Di antara beberapa peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Candi Muara Takus merupakan yang paling terkenal. Kawasan candi yang bisa kamu temukan di Riau, Kabupaten Kampar tepatnya i di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII ini masih terjaga hingga kini.
Candi ini memiliki corak Buddha dengan susunan stupa di atasnya. Di halaman candi terdapat candi-candi kecil seperti Candi Sulung, Candi Bungus, Stupa Palangka dan Stupa Mahligai. Meski memiliki ciri khas candi Buddha, Candi Muara Takus juga berciri khas Hindu sehingga dipercaya merupakan perpaduan antara budaya Hindu-Buddha.
Baca juga : JIP Dukung Festival Kuliner Nusantara
2. Candi Muaro Jambi
Menggabungkan sejarah Hindu-Buddha, candi Muaro Jambi termasuk peninggalan bersejarah terluas di Asia Tenggara. Ya, candi yang menempati area seluas 3981 hektar dan dipercaya dibangun antara abad ke-7 sampai abad ke-12 Masehi ini masih terjaga.
Berbeda dari candi-candi yang ada di Jawa, bangunan candi yang berlokasi di Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Jambi ini justru dibangun menggunakan bata merah.
Baca juga : Mantan PM Thailand Thaksin Dihadapkan pada Tuduhan Merendahkan Martabat Kerajaan
Pada masanya, candi ini pernah digunakan sebagai tempat peribadatan sekaligus tempat belajar agama Buddha. Setidaknya ada 11 candi utama di kompleks Candi Muaro Jambi dan ada sekitar 82 reruntuhan yang masih tertimbun tanah. Di kawasan situs candi juga terdapat bekas kolam-kolam kuno, danau dan parit buatan yang terhubung dengan Sungai Batanghari.
3. Wanu Sriwijaya
Wanu Sriwijaya adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya berupa rekonstruksi Kota Sriwijaya. Di situs Wanu Sriwijaya pernah ditemukan pecahan keramik, tembikar, tiang kayu, sisa industri hingga sisa barang-barang keperluan sehari-hari. Kawasan rekonstruksi ini terbagi menjadi tiga yakni lokasi pemukiman, upacara keagamaan dan tama Sriksetra.
Baca juga : Tomoro Coffee Luncurkan Kopi Bali Kintamanis
4. Situs Bingin Jungut
Situs Bingin Jungut merupakan bukti nyata kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Situs yang berlokasi di Jambi ini juga merupakan tempat ditemukannya arca Awalokiteswara. Ada pula arca Buddha yang pengerjaannya belum rampung. Keduanya kini disimpan di Museum Nasional dan Museum Balaputradewa, Palembang.
5. Situs Karanganyar
Baca juga : Suriah Lewati Indonesia di Klasemen Peringkat Tiga Terbaik Piala Asia 2023
Di sebelah selatan Bukit Siguntang, kerajaan Sriwijaya meninggalkan sebuah situs bersejarah yakni situs Karanganyar. Kawasan ini berupa dataran rendah berupa rawa yang menyimpan sisa-sisa bangunan air seperti kolam buatan, kanal dan parit kuno.
6. Situs Tingkap
Situs Candi Tingkap merupakan tempat ditemukannya arca Buddha yang sedang berdiri di atas teratai dan reruntuhan bangunan bata. Menariknya, situs ini ditemukan kawasan di kebun karet atau tepatnya berlokasi di Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Rawas.
Baca juga : Federasi Ekspor Pangan India Gelar ‘Buyer and Seller Meet’ di Jakarta
Selain beberapa benda peninggalan di atas, sebenarnya masih banyak peninggalan dari kerajaan maritim terbesar ini yang dapat Anda temukan di sekitar Kota Palembang dan sekitarnya. Peninggalan tersebut membuktikan di Nusantara pernah ada kerajaan besar yang menguasai lautan dan menjadi pusat keagamaan Asia Tenggara.
AGENDA sport tourism bertajuk Sleman Temple Run yang sudah mendapat pengakuan dari International Trail Run Association dan Asosiasi Lari Trail Indonesia, tahun ini kembali digelar.
Rencana pemasangan chattra atau payung mahkota di stupa induk Candi Borobudur harus mengikuti aturan yang berlaku.
Bhikku Dhammakaro Mahathera dari Yayasan Sangha Theravada Indonesia menyambut baik pemasangan chattra atau payung mahokta di stupa induk Candi Borobudur.
Untuk tahun ini, revitalisasi dilanjutkan dengan penataan kawasan dan konstruksi fisik pembangunan museum Muarajambi.
Sebagian besar ruas jalan di Jawa Tengah, juga dipenuhi kendaraan terutama kendaraan pribadi dan wisata seperti jalur Pantai Utara (Pantura).
SEBANYAK 30 peneliti dari Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dikerahkan untuk melakukan ekspedisi ke Gunung Gandang Dewata, Sulawesi Barat (Sulbar), 15 April-4 Mei mendatang.
Mengusung konsep "Authentic Indonesian Heritage with a Modern Twist", restoran ini siap memberikan pengalaman bersantap yang elegan, otentik, dan penuh cita rasa.
Restoran yang disulap dari rumah kuno ini menyuguhkan sekitar 150 menu olahan sayur, daging, ikan, serta ayam yang disajikan dengan berbagai cita rasa peranakan Nusantara.
Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 H, The Sunan Hotel Solo menawarkan paket buka puasa istimewa bertajuk Sunan Ramadhan Iftar Package
Ajang ini menjadi penanda bahwa tim balap sepeda professional Nusantara BYC mulai bebenah diri untuk kembali menjadi tim terbaik di Indonesia.
PAKAR hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra memastikan belum terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) tentang pemindahan ibu kota tidak akan mengganggu program pembangunan di IKN.
Dalam sambutannya, Joko Widodo mengungkapkan perubahan drastis BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan Program JKN sejak awal kepemimpinannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved